Probolinggo

Pengikut Dimas Kanjeng Setia Menunggu di Padepokan, Ini Alasannya

Penulis: Galih Lintartika
Editor: fatkhulalami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim penjemput pengikut padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi asal Pasuruan pulang dengan tangan hampa.

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO - Upaya penjemputan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan terhadap 25 orang dari 10 Kecamatan di Pasuruan yang diduga sebagai pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Selasa (4/10/2016) siang gagal. Pemkab gagal membawa pulang warganya karena mereka masih bersikukuh bertahan dan menetap di padepokan. Akibatnya, bus yang disiapkan untuk penjemputan ini kosong melompong dan kembali ke Pasuruan tanpa hasil.

Tim yang terdiri dari Bakesbangpol, dan kepolisian ini tiba di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo sekitar pukul 12.00. Saat tim datang, di lokasi sedang hujan deras. Akibatnya, tim baru bisa datang ke tenda pengikut asal Pasuruan sekitar pukul 13.00.

Tim ini diterima baik di padepokan, dan langsung disambut Camat Gading S Hariyanto. Setelah itu, tim langsung mendatangi tenda dan diterima apik oleh salah satu pengikut asal Pasuruan yang bernama Nizar. Tak lama, Nizar pun memanggil warga Pasuruan lainnya yang berjumlah total enam orang. Padahal, kabar terakhir warga Pasuruan yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng ini sebanyak 25 orang.

Awalnya, diskusi berjalan lancar. Tim menjelaskan maksud dan tujuannya ke padepokan dihadapan warga Pasuruan. Namun, suasana sedikit memanas ketika, tim mengatakan akan menjemput dan membawa pulang mereka menggunakan bus.

"Saya tidak mau pulang bapak, bukan saya menolak tawaran bapak," kata Nizar kepada Kepala Bakesbangbanglimas Yudha Triwida Sasongko.

Yudha pun menanyakan, apa alasannya tidak mau pulang ke rumah.

"Kenapa bapak tidak pulang, mau menunggu apa disini ," kata Yudha yang kembali menanyakan ke Nizar.

"Saya menunggu Ketua Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim dulu. Apa keputusannya dan apa petunjuknya," jawabnya.

"Kapan Marwah akan memberikan keputusan," tanya Yudha.

"Saya juga masih belum tahu. Yang jelas, Bunda Marwah bilang menunggu urusan Yang mulia Dimas Kanjeng selesai," jawabnya.

Kepada Surya, Nizar mengaku tidak berani memutuskan untuk melangkah sebelum ada perintah dari Ketua Yayasan. Ia beralasan, bahwa perintah dari yayasan itu wajib dilaksanakan.

"Kalau tidak ada perintah, saya tetap di padepokan. Apapun itu, pokoknya saya dan teman - teman Pasuruan akan tetap di padepokan," katanya.

Dia menjelaskan, selama ini, ia tidak pernah menetap dan tinggal di padepokan dalam jangka waktu yang lama. Ia mengaku seringkali pulang - pergi rumahnya ke padepokan. Alasannya karena memang jarak tempuhnya itu tidak terlalu jauh.

"Sistemnya untuk warga Pasuruan yang di padepokan itu pulang - pergi dan piketan. Semisal dalam seminggu, saya hanya kebagian tiga hari ya tiga hari. Sisanya saya di rumah saja," terangnya.

Pria asal Kraton, Pasuruan ini menjelaskan, piketan itu dilakukan untuk tetap mengisi tenda warga Pasuruan tetap ada yang menjaga. Selain itu, masing - masing pengikut memiliki pekerjaan dan kesibukan lainnya.

"Ya kan kami tidak bisa selalu stan by disini. Kebetulan saya itu petani, makanya harus mengecek kondisi sawah," paparnya.

Dia mengungkapkan, kegiatannya selama di padepokan itu hanya berdzikir dan istighosah. Kegiatan itu dilakukannya hampir setiap hari.

"Kami disini itu hanya mengaji saja , tidak ada kegiatan lainnya. Saya berniat bergabung dengan padepokan ini hanya untuk memperdalam ilmu saja," tandasnya.

Pengikut asal Pasuruan lainnya, mengaku malu jika harus dijemput dan dibawa pulang menggunakan bus. Ia tidak ingin dilihat oleh tetangganya bahwa pernah bergabung dengan padepokan ini. "Saya malu dong kalau harus pulang naik bus. Saya bisa kok pulang sendiri tanpa dijemput," kata pengikut yang namanya menolak dikorankan ini.

Pengikut itu mengungkapkan hal yang sama. Ia menyebut bahwa selama ini tidak pernah bertahan lama di padepokan. Satu minggu datang dua sampai tiga hari, setelah itu pulang ke rumah.

"Sistemnya gantian kayak gitu, bagi saya hal itu tidak masalah. Toh, saya juga niatnya itu mengaji dan belajar agama. Saya bisa kok pulang sendiri tanpa diminta," imbuhnya.

Kasubdit I Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Cecep Ibrahim mengatakan, pihaknya akan memanggil Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Marwah Daud Ibrahim dalam jangka waktu dekat.

"Sekarang kami masih memanggil orang terdekat dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Nantinya, arahnya juga kesana, kami akan panggil Marwah Daud," katanya.

Dia menjelaskan, pemanggilan Marwah ini statusnya sebagai saksi. Apakah Marwah ini terlibat dalam rentetan kejahatan Dimas Kanjeng, ia mengaku masih mendalaminya.

"Kami juga belum tau pastinya seperti apa. Apakah dia terlibat atau tidak. Yang jelas, kami akan memanggilnya, untuk waktunya kalian tunggu saja ya," pungkasnya.

Berita Terkini