SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Faizal Hidayat dan Rofi'i duduk di depan pintu masuk Pasar Baru Timur Comboran sisi selatan. Di belakang mereka, terpasang garis polisi dan sejumlah petugas pengamanan dan penertiban Dinas Pasar berjaga. Di belakang petugas, terlihat gerbang masuk ke pasar tertutup rapat.
Di balik gerbang itulah, lapak milik Faizal dan Rofi'i tak tersisa lagi. Lapak mereka termasuk dalam 14 lapak di Los A yang terbakar, Kamis (13/10/2016) malam. "Tidak ada yang tersisa, lapaknya habis. Onderdilnya ikut terbakar. Saya sudah lihat semalam, habis semua," ujar Rofi'i kepada Surya, Jumat (14/10/2016).
Rofi'i memiliki satu lapak di los tersebut. Dia berjualan onderdil mobil. Rofi'i tidak menyebut berapa kepastian kerugian yang dideritanya. "Tidak tahu berapa, pastinya jutaan," ujarnya sambil mengacak-acak rambutnya.
Kelesuan juga terlihat di wajah Faizal. Kerugian yang ditanggung Faizal bisa lebih besar dibandingkan Rofi'i. Sebab ia memiliki dua lapak, yang semuanya berisi onderdil mobil. "Kalau kerugian saya bisa lebih dari Rp 10 juta. Semuanya onderdil mobil," ujarnya.
Kedua pedagang ini tidak pernah menyangka pasar tersebut terbakar. Faizal sudah berjualan di pasar tersebut, delapan tahun terakhir. Selama berjualan, pasar yang dikenal dengan sebutan Pasar Besi Comboran itu tak pernah terbakar.
Faizal menegaskan jika semua pemilik lapak selalu mematikan aliran listrik saat pasar tersebut ditutup pukul 18.00 Wib. Meski begitu, Faizal juga tak menampik indikasi terjadinya hubungan arus pendek sebagai penyebab kebakaran. "80 persen bisa jadi karena hubungan arus pendek," imbuhnya.
Apa pun penyebab kebakaran itu, lanjutnya, kini pemilik lapak yang menjadi korban kebakaran berharap bantuan pemerintah. Dia berharap ada bantuan berupa pembangunan los dan lapak kembali. Jika memungkinkan, juga adanya bantuan permodalan bagi pedagang.
Sementara itu, Wakil Wali kota Malang Sutiaji mengunjungi Pasar Comboran, Jumat (14/10/2016) pagi. Dia melihat lapak yang terbakar. Sutiaji meminta pedagang bersabar selama beberapa hari ke depan. “Saya harap pedagang bersabar, dua atau tiga hari, hingga penyelidikan polisi selesai dan pasar bisa dibuka lagi. Saya minta maaf kepada pedagang untuk itu," ujar Sutiaji.
Pihak Pemkot Malang, imbuhnya, juga menunggu hasil pemeriksaan kepolisian untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Malang Kota AKP Tatang Prajitno Panjaitan menegaskan ada sejumlah barang yang dibawa polisi usai melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara. Beberapa barang yang dibawa antara lain kabel, gerinda, dan bor.
"Barang ini kami bawa dari area yang paling parah rusaknya. Diduga di titik itulah awal munculnya api," tegas Tatang. Lapak yang tingkat kerusakannya paling parah, menurut Tatang, berada di area tengah Los A. Hanya saja, dia tidak mengetahui lapak tersebut milik siapa. Kepolisian akan berkoordinasi dengan petugas pasar setempat untuk mencari tahu siapa pemilik lapak itu.
Tatang menambahkan, ada dugaan penyebab kebakaran itu karena hubungan arus pendek. 'Bisa jadi karena hubungan arus pendek. Mungkin ada yang lupa mematikan sambungan listriknya. Kalau indikasi dibakar tidak kami temukan," tegas Tatang.
Terkait kepastian berapa lapak yang ludes terbakar, Kepala UPT Pasar Baru Timur Comboran Agus Sugiarto menyebut terdapat 24 lapak. 'Kalau yang ludes terbakar 24 lapak. Ada yang kena imbas, delapan lapak. Kena imbas itu hanya gosong-gosong saja," ujar Agus.
Sebanyak 24 lapak tersebut terdiri dari 23 lapak menjual onderdil mobil, dan satu lapak menjual onderdil sepeda motor. Agus mengaku belum mengetahui berapa kerugian dalam peristiwa itu. Perkiraannya mencapai puluhan bahkan bisa ratusan juta rupiah.
Pasar Comboran itu merupakan salah satu pasar tua di Kota Malang. Pasar tersebut berdiri sejak tahun 1960-an. Pemerintah merenovasi bangunan pasar itu di tahun 1975-an. Setelahnya, pemerintah daerah melakukan pemeliharaan saja.