Travelling

Di Objek Wisata nan Indah ini, Warga Masih Berkomunikasi dengan Hantu Bernama Sakai

Editor: Aji Bramastra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunong Kubing di Belitung.

Namun ukuran keduanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan gua Mak Santen.

Kedua gua ini berjarak sekitar 50 meter dari gua Mak Santen dengan posisi ketinggian yang hampir sama.

Selain itu kedua gua yang juga dihuni kelelawar ini juga belum mempunyai nama.

Dukun Kampong Desa Lassar Zainudin (60) membenarkan bahwa penggunaan pupuk kelelawar sudah digunakan secara turun temurun.

Bahkan jauh sebelum pemerintah mengenalkan pupuk kimia atau pupuk alternatif
lainnya.

Pria yang biasa disapa Kulup ini menuturkan gua Mak Santen memang sempat dianggap sebagai sebuah tempat keramat.

Pasalnya di zaman dulu pernah ada orang yang datang ke gua tersebut dengan tujuan untuk bertapa atau bernazar untuk menjadi ulubalang.

Bahkan hingga kini warga setempat masih mempercayai bahwa gua Mak Santen dan sekitarnya dihuni oleh makhluk halus.

Makhluk yang disebut dengan nama Sakai tersebut digambarkan sama seperti manusia yakni hidup berkelompok dan mempunyai pimpinan.

“Tuk Santen itu laki-laki, Beliau yang menjadi pimpinan di gua itu, Sakai itu adalah rakyatnya,” kata Kulup.

Selain Mak Santen, Gunong Kubing juga memiliki dua pimpinan lain yakni Datuk Selingkar Alam dan Datuk Bulian Padi.

Kedua datuk tersebut pun memilii sakainya masing-masing.

Dari sejak dulu kata Kulup, Dukun Kampong selalu berkomunikasi dengan Sakai beserta pimpinannya tersebut.

Komunikasi biasanya dilakukan saat hendak melakukan prosesi maras taun.

Tujuannya agar Sakai tersebut tidak mengganggu aktivitas warga di kampung maupun di kawasan Gunong Kubing.

Ia pun mengaku tak keberatan jika gua Mak Santen dikembangkan menjadi obyek wisata.

Namun dengan catatan selama tujuannya baik, tidak merusak, dan bermanfaat bagi warga setempat. (Tribun Jogja)

Berita Terkini