SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pemkot Kediri tetap meneruskan rencana untuk membongkar bangunan permanen di eks lokalisasi Semampir. Malahan pemkot sudah memberikan surat peringatan ketiga kepada warga.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar berharap masyarakat dapat memahami kebijakan Pemkot Kediri yang tidak lagi memperpanjang sewa di lahan Semampir.
"Kami sudah memberikan waktu dan progam alih profesi kepada warga terdampak. Kami berharap masyarakat harus ikhlas kalau tempatnya sudah tidak disewakan lagi," tandas Abdullah Abu Bakar, Kamis (8/12/2016).
Pemkot Kediri rencananya bakal memanfaatkan lahan eks lokalisasi untuk ruang terbuka hijau (RTH) dan fasilitas umum dan sosial.
"Selama ini RTH yang ada di Kota Kediri sangat kurang," ungkapnya.
Penutupan lokalisasi juga menjadi progam dari Gubernur Jatim yang melarang praktik prostitusi. Bahkan dari Presiden juga telah memerintahkan untuk menutup lokalisasi.
"Kota Kediri sekarang akan merealisasi penutupan itu," jelasnya.
Ditambahkan Wali Kota, pihaknya akan berupaya untuk membebaskan Kota Kediri dari tempat prostitusi. Karena data terbaru telah ditemukan 14 kasus HIV di Semampir.
Lahan yang bakal digusur Pemkot Kediri saat ini dihuni 261 kepala keluarga (KK) terdapat 227 bangunan. Namun warga yang resmi menyewa kepada Pemkot Kediri saat ini tinggal tersisa 83 orang.
Sebagian lahan malahan telah banyak yang berpindah tangan dari penyewa awal. Padahal sesuai ketentuan tidak diperbolehkan memindah-tangankan penyewaan lahan kepada pihak lain.
Terkait antisipasi dampak sosial dari penggusuran telah disiapkan alternatif lokasi tempat tinggal bagi warga. Salah satunya Walikota dipindahkan ke Rusunawa Dandangan. Pemkot Kediri juga memberikan uang kerohiman senilai Rp 2,5 juta untuk setiap KK.