Khamim diketahui memiliki usaha kontraktor.
Namun materi tersebut ditinggalkannya demi menjalankan misi ibadah.
“Saya tak pernah meminta-minta. Namun saya selalu bertemu orang yang memberi makanan dan bekal lain,” kata Mochammad Khamim Setiawan dikutip Khaleej Times sebuah media besar di Uni Emirat Arab.
Khamim membawa perbelakan secukupnya dalam perjalanan menuju tanah suci.
Bekal tersebut meliputi kaos dan celana, dua pasang sepatu, kaus kaki, pakaian dalam, kantung tidur dan tenda, lampu, telepon pintar dan GPS yang dimasukkannya dalam sebuah tas berbendera Indonesia.
Khamim pun sering bermalam di rumah ibadah agama lain.
“Saya disambut di kuil Budha di Thailand, diberi makanan oleh warga desa di Myanmar, bertemu dan belajar dengan ilmuwan muslim berbagai negara di sebuah masjid di India, dan berteman dengan pasangan Kristen asal Irlandia yang bersepeda di Yangon,” terang Khamim.