Jendela Dunia

Begini Asal Usul dan Misteri yang Terungkap Seputar ‘Pintu Neraka’, Gak Nyangka Ternyata . . .

Editor: Zainuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Darvaza Crater, Turkmenistan

Namun, perkiraan tersebut berubah menjadi bulan, tahun, dan kini, hampir setengah abad sejak kejadian tersebut, kawah gas Darvaza masih menyala.

Apinya yang menghipnotis tidak hanya menarik perhatian ratusan turis dari berbagai belahan dunia.

Tetapi juga ribuan laba-laba di area tersebut yang dengan sukarela melompat ke dalamnya hingga terbakar.

Pada 2010, mantan Presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai api Darvaza yang diduga menghabiskan persediaan gas di area tersebut.

Dia pun memerintahkan agar api tersebut dimatikan, tetapi hingga kini belum ada tindakan nyata yang dilakukan.

Misteri Darvaza baru mulai terkuak ketika penjelajah George Kouronis yang bekerja sama dengan National Geographic dan perusahaan travel. Kensington Tours menjadi manusia pertama yang mencapai dasar kawah tersebut pada 2013.

Misi Kouronis adalah mengambil sampel dari lantai kawah agar para peneliti dapat mengetahui ada tidaknya kehidupan di dalam Darvaza.

Untuk melakukannya, Kouronis menjalani persiapan selama 18 bulan.

Termasuk berlatih dengan pakar laga agar tidak panik ketika terbakar.

Lalu, dilengkapi dengan alat pernapasan khusus, pakaian yang memantulkan panas, dan sabuk memanjat yang terbuat dari Kevlar agar tidak meleleh.

Kouronis turun ke dasar Darvaza.

Berbicara kepada National Geographic, Kouronis mendeskripsikan pengalamannya seperti mendarat di planet lain.

Dia melihat Darvaza sebagai ‘koloseum api’ yang terbuat dari ribuan api-api kecil dan berbunyi seperti mesin jet.

“Kami berhasil menemukan beberapa bakteri yang hidup di dasar dan merasa nyaman dalam temperatur tersebut.”

“Namun, yang lebih penting adalah fakta, mereka tidak ditemukan di tanah sekitar kawah,” ucapnya.

Halaman
123

Berita Terkini