SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menggelar acara Short Course Penguatan Prespektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme bagi awak media di Surabaya.
Acara berlangsung dua hari, mulai Selasa (10/7/2018) hingga Rabu (11/5/2018) di Hotel Santika Pandegiling.
Pada satu sesi, AIDA turut menghadirkan korban terorisme Bom Bali 1 dan Bom Kuningan, Jakarta.
Pada sesi lain, diskusi juga menghadirkan mantan narapidana teroris Bom Bali 1, Ali Fauzi sekaligus adik Ali Ghufron, Amrozi, dan Ali Imron.
Hasibullah Satrawi, Direktur Eksekutif AIDA, mengatakan, kehadiran mereka adalah bagian dari upaya mengedukasi media dalam menyampaikan berita bermuatan terorisme.
"Kami ingin media tahu bagaimana seharusnya berita teror bom ini disampaikan kepada publik. Jangan sampai malah menjadi alat bagi terorisme menyebar kekhawatiran dan teror kepada masyarakat," katanya, Rabu (11/7/2018).
Untuk memahami persoalan ini, lanjut Hasib, perlu hadir korban dan pelaku. Korban menceritakan kesulitannya menghadapi kehidupan pasca bom, serta kesulitan apa yang tak bisa disembunyikan.
Sementara, Ali Fauzi menceritakan perspektif kerja teroris memanfaatkan media, serta antisipasi apa saja yang bisa dilakukan.
"Saat ini korban dan mantan pelaku sudah rekonsiliasi, dan bersepakat untuk membangun tim perdamaian. Harapannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tambah Hasib.