Kediri

Kesurupan Adalah Hal yang Biasa dalam Pagelaran Tari Barong, Ayu dan Desy Berbagi Kisah Ini

Penulis: Didik Mashudi
Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayu dan Desy, penari barong yang ambil bagian pentas kolosal Barong Sewu di kawasan Monumen SLG Kediri.

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Di antara ratusan pria yang menjadi penari barong, ada dua cewek cantik; Ayu Vitasari (18) dan Desy (17) ikut ambil bagian pada tari kolosal Barong Sewu di Monumen Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri.

Kedua remaja ini anggota sanggar grup jaranan profesional di Kabupaten Ngawi. Semangat emansipasi yang membuatnya tertarik menjadi penari barong.

Lazimnya penari barong pada grup jaranan selama ini dilakukan oleh pria. Apalagi selain properti kepala barong yang dibawa cukup berat, gerakan yang dilakukan sangat menguras tenaga.

Namun tantangan itu yang justru membuat Ayu Vitasari (18) dan Desy (17) pelajar SMA di Kabupaten Ngawi semakin tertarik. Sehingga kedua cewek ini sejak di bangku SMP telah belajar menari barongan.

"Sudah sekitar tiga tahunan kami menjadi penari barong. Mulanya ya cukup berat membawa kepala barong, tapi karena telah terbiasa sekarang tidak masalah," ungkap Ayu kepada SURYAMALANG.COM.

Kepala barong yang dipakai Ayu dan Desy untuk ukuran sedang, sesuai dengan postur tubuhnya yang mungil. Namun berat kepala barong bersama dengan pakaian kostum penutupnya sekitar 7 kg.

Saat pentas Ayu dan Desy juga meliuk-liukkan kepala barong sesuai dengan adegan bunyi tetabuhan. Termasuk saat caplokan, keduanya juga mengayun serta membunyikan kepala barong bersahutan.

Karena menjadi pemain perempuan di antara ratusan pemain pria, penampilan kedua remaja itu banyak mencuri perhatian. Sehingga begitu pentas kolosal usai, keduanya banyak diajak foto bersama para pengunjung.

Ayu dan Desy dengan senang hati melayani gaya berpose menjadi latar foto selfi para pengunjung. Wajah imutnya menjadi latar foto para ibu-ibu dan anak-anak.

Diungkapkan Ayu, latihan menari barong tidak terlalu sulit. Karena gerakannya mudah dipelajari, namun yang paling penting justru menyiapkan mental yang harus terlatih saat pentas.

"Kami sudah sering kali diundang pentas main di kampung-kampung untuk acara hajatan. Rata-rata penonton juga tidak menyangka penari barongnya cewek," jelasnya.

Ditanya saat pentas apa pernah mengalami kesurupan? Ayu dan Desy mengakui pernah mengalami kesurupan. Sehingga gerakan yang dilakukan di luar kontrol kesadarannya.

"Sudah biasa pemain barong kesurupan," ungkap Desy sembari tersenyum.

Meski kesurupan, namun segera ditangani tukang gambuh atau plandang. Sehingga pemain yang kesurupan menjadi sadar kembali.

Ayu mengaku bakal terus menekuni menjadi penari barong saat fisiknya masih sangat mampu.

"Kalau fisik mampu kami akan terus menari barong," jelasnya.

Dengan menjadi penari barong berarti ikut melestarikan kesenian dan budaya sehingga tetap lestari dan tidak punah.

"Menjadi penari barong sekaligus upaya kami melestarikan kesenian daerah," ungkapnya.

Berita Terkini