Techno

Ciptakan Alat Pendeteksi Bencana Berbasis Android, Mahasiswa Universitas Brawijaya Raih Medali Emas

Penulis: Fakhri Hadi Pridianto
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo Universitas Brawijaya

SURYAMALANG.com - Putra dan putri tanah air terus menciptakan inovasi yang tidak hanya membanggakan tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat.

Dua orang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya. Malang, berhasil menciptakan alat pendeteksi bencana berbasis aplikasi android.

Adalah Priyo Hadi Wibowo dan Rizka Sisna Riyanti yang menemukan alat yang diberi nama disaster detection system of forest fire and landslide atau Desfola.

Baca: Terpopuler: Prabowo Persilakan Hukum Ratna Sarumpaet hingga Warga Sidoarjo Sebar Hoaks Bencana

Baca: Suami Ikuti Istri Berjilbab Rapi Pamit ke Rumah Keluarga, Ternyata Masuk Kamar Bareng Pria Lain

Baca: Ratna Berdusta, Prabowo Persilakan Aparat Lakukan Proses Hukum

Priyo mengatakan seperti dikutip dari artikel di Kompas.com yang berjudul 'Mahasiswa UB Ciptakan Pendeteksi Bencana Berbasis Aplikasi Android', alat tersebut bekerja menggunakan sensor dan server.

Sensor tersebut diletakan di daerah yang rawan bencana, sedangkan server-nya diletakkan di perkampungan dengan koneksi internet.

Melalu server itu, potensi bencana yang ditangkap oleh sensor dapat dipantau melalui aplikasi android yang diintsal pada pnsel kita.

"Data yang dideteksi oleh bagian sensor akan ditampilkan di aplikasi android secara real time. Saat potensi bencana meningkat, alat akan menampilkan warning sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan menanggulanginya lebih dini," katanya, Selasa (2/10).

Baca: Tim Pemenangan Prabowo - Sandi Copot Ratna Sarumpaet

Baca: 100 Orang dari Kafilah Jatim Menuju Musabaqah Tilawatil Quran di Medan

Baca: Boneka Flanel Karya Retno Pernah Diabaikan Risma, Kini Jadi Jujukan Bule dan Suvenir Asian Games

Untuk sementara. alat ini fokus digunakan untuk mendetekasi bencana kebakaran hutan dan tanah longsor.

Ada empat sensor yang digunakan. Tiga sensor untuk kebakaran hutan sedangkan satu sensor lainnya untuk tanah longsor.

Sensor yang digunakan merupakan flame sensor, gas CO dan temperatur sensor untuk mendeteksi kebakaran hutan.

Sedangkan untuk mendeteksi kejadian tanah longsor digunakan moisture sensor

"Alat ini didesain dengan tiga kondisi. Aman, siaga dan potensial tinggi.

Misalnya untuk temperature sensor, kondisi aman jika 35 derajat selsius, siaga jika temperatur antara 35 sampai 45 derajat selsius dan potensi bencana jika di atas 45 derajat selsius," ujar Rizka.

Baca: PSI Jatim Minta Polisi Usut Kebohongan Ratna Sarumpaet, Katanya Biar Kapok

Baca: Persebaya Lawan Arema FC, Djajang Nurdjaman Tegaskan Tidak Akan Main Bertahan

Baca: 34 Calon Anggota Komisi Informasi Jatim Jalani Tes Wawancara di Surabaya

Baca: Gadis Lakukan Transplantasi Wajah Padahal Baru 22 Tahun, Penyebabnya Sungguh Tak Terduga

Energi yang digunakan ileh alat ini masih menggunakan baterai. Kedepan, ia akan mengembangkan alat tersebut agar dapat menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.

Mereka juga akan mengembangkan alat tersebut supaya bisa mendeteksi jenis bencana lainnya seperti gempa bumi, tsunami dan jenis bencana lainnya.

Halaman
12

Berita Terkini