Rumah Politik Jatim

Lomba Mural KPU Jatim; Puluhan Pelukis Antar Kota Beradu Karya Ajak Pemilu Damai Dan Tidak Golput

Penulis: Pipit Maulidiya
Editor: Achmad Amru Muiz
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunarso saat melukis muralnya dalam lomba digelar KPU Jatim

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Mulyo Gunarso (40) pelukis asal Jogja tampak serius menggoreskan cat warna putih untuk mempertegas kalimat 'Ayo Memilih' pada mural karyanya di ajang Lomba Mural oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur.

Gunarso, bertugas melukis mural sepanjang satu meter setengah kali tiga meter, sesuai ketentuan KPU Jawa Timur. Namun, karena ingin pesannya bisa sampai ke masyarakat, Gunarso melukis mural sepanjang 10 meter di ujung Jalan Pemuda mengarah ke Jalan Yos Sudarso.

Seluruh peserta lomba melukis di tembok-tembok kota Surabaya yang sebelumnya terdapat coretan atau grafiti yang merusak pemandangan kota Surabaya.

"Boleh, saya sudah minta izin. Target saya pesan yang ada di mural ini bisa dibaca masyarakat yang lewat dalam waktu 10 detik," kata bapak dua anak ini memperkirakan jika panjang muralnya 10 meter.

Sebelum Surabaya, Gunarso sudah mengikuti dua lomba serupa yang diadakan oleh KPU Provinsi lain, masing-masing di kota Bandung dan Jogja.

Kehadirannya sebagai seniman pada lomba ini tidak hanya karena hadiah uang tunai Rp 20 juta, tapi juga partisipasinya mengajak masyarakat untuk tidak melewatkan momen pemilihan umum 17 April 2019 nanti.

"Sebagai pelaku seni, kami sangat mengapresiasi KPU karena mengadakan lomba ini. Melalui mural secara tidak langsung memberikan edukasi kepada masyarakat karena gambar dan tulisan memuat persatuan, persaudaraan, sekalipun beda pilihan," kata Gunarso mengomentari lomba KPU Jawa Timur bertajuk 'Pemilih Berdaulat Negara Kuat'.

Sesuai tema, Gunarso menggambarkan sebuah kapal dengan penumpang pasangan perempuan dan laki-laki menggunakan pakaian adat Surabaya, serta seorang lansia di atas kursi roda memberikan hak suaranya.

Ada juga kalimat-kalimat ajakan memilih dan menjaga persatuan 'Rukun Agawe Santosa, Crah Agawe Bubrah' dalam bahasa Jawa, yang artinya rukun menjadikan sentosa dan pertengkaran menjadikan perpecahan.

Puluhan peserta yang terpencar di beberapa titik di Kota Surabaya mempunyai waktu tiga hari untuk menyelesaikan karya mural mereka. Para seniman ini sudah mulai melukis sejak Senin (1/4/2019) siang hingga Rabu (3/4/2019). Mereka bergelut dengan cuaca kota Surabaya yang kadang panas juga hujan.

Selain Gunarso dari Jogja, beberapa seniman lain yang ikut dalam lomba juga datang dari Salatiga, Semarang, Malang, dan kota-kota lainnya.

Sama dengan Gunarso, Totok Koi (59), salah satu peserta dari Salatiga mengatakan mural karyanya dibuat setulus hati sebagai ajakan untuk warga Indonesia, khususnya Surabaya agar tidak melewatkan momen pemilihan umum nanti.

"Suara kita sangat berarti untuk menentukan nasib bangsa Indonesia. Kita pilih yang sesuai dengan hati kita masing-masing mana yang punya visi misi untuk Indonesia lebih baik," tuturnya. 

Berita Terkini