Kabar Kediri

Jari-jari di Tangannya Menghilang, Ternyata Habis Dimakan Sendiri, Inilah Kisah Kanibal di Kediri

Penulis: Didik Mashudi
Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penderita gangguan jiwa dan kanibal Wiji Fitriani (29) asal Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri bersama neneknya.

Malahan saat luka di lututnya diberi cairan antiseptif juga keluar belatungnya.

Sejauh ini penderita masih belum mendapatkan perhatian dari pihak terkait.

"Dulu pernah diperiksakan ke puskesmas dan diberi obat, tapi tidak ada tindaklanjutnya," jelasnya.

Mbah Jirah yang sehari-hari merawat cucunya juga tidak bisa berbuat banyak.

Karena selain keterbatasan ekonomi, nenek renta itu juga hanya pasrah merawat cucunya seadanya.

Namun dengan penuh kasih sayang, Mbah Jirah yang sehari-hari merawat cucunya.

Sesekali tetangganya membantu membersihkan dan membalut lukanya.

Mbah Jirah hanya berharap ada perhatian dari aparat terkait dengan penderitaan yang dialami cucunya.

Karena selama ini belum ada petugas medis termasuk perangkat desa yang datang.

Kejanggalan Klaim Kemenangan Prabowo di Pilpres 2019, Lembaga Survei Minta Data Mentah Real Count

Bibi Ardiansyah Kecewa Berat pada Vanessa Angel, Mengaku Hatinya Hancur, Melaney: Kenapa Masih Mau?

Menurut Dedi, sudah lama Wiji diketahui menderita gangguan jiwa.

Malahan sebelumnya jika gangguan jiwanya kambuh, Wiji juga sering menjerit-jerit dan mengamuk yang meresahkan tetangganya.

Jika gangguan jiwanya kambuh, biasanya penderita melampiaskan dengan menggigit dan menghisap darah dari luka di jari tangannya.

"Kalau sudah menggigit jari biasanya sudah lapar," ujarnya.

Di rumahnya, keluarganya juga menyiapkan ruangan ukuran 3 x 2 meter yang mirip kerangkeng untuk mengisolasi Wiji bila sewaktu-waktu gangguan jiwanya kambuh.

Penderita gangguan jiwa dan kanibal Wiji Fitriani (29) asal Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri bersama neneknya. (SURYAMALANG.COM/Didik Mashudi)

Harus Dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa

Halaman
1234

Berita Terkini