SURYAMALANG.com – Seorang dosen wanita universitas swasta di Kediri tega menghabisi nyawa sang kekasih dengan racun tikus.
Kekasih dosen tersebut merupakan anggota DPRD Sragen dari Partai Golkar bernama Sugimin (51)
Dosen wanita universitas swasta di Kediri itu diketahui berinisial N warga asal Wonogiri.
N yang dosen universitas swasta dan Sugimin, anggota DPRD Sragen, diinformasikan memiliki jalinan asmara.
Namun naas, asmara keduanya berakhir tragis.
Berikut fakta-fakta yang SURYAMALANG.himpun dilansir dari artikel TribunJateng.com berjudul Polres Wonogiri Tangkap Dosen Perempuan Pembunuh Anggota DPRD Sragen.
1. Sugimin Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan
Sugimin diberitakan meninggal di pinggir jalan dengan posisi tengkurap pada Selasa (16/4/2019) dini hari.
Lokasi tepatnya yakni di sebelah utara SMP Negeri 1 Wonogiri, Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri.
Saat ditemukan Sugimin mengenakan baju partai berwarna kuning berlogo Golkar.
Kemudian diketahui bahwa ia adalah caleg pertahana yang duduk di Komisi III DPRD Sragen periode 2014-2019.
Ia diberitakan mencalonkan diri kembali pada periode selanjutnya.
2. Tewas Krena Racun Tikus yang Dimasukkan ke Kapsul Obat Diare
Jasad Sugimin kemudian dibawa ke IGD RSUD Wonogiri pada pukul 00.30 WIB oleh orang yang menemukan jasadnya.
Setelah pemeriksaan oleh rumah sakit dan pihak kepolisian diketahui bahwa penyebab kematian Sugimin adalah karena racun tikus berdasarkan hasil autoopsi beberapa organ dalam.
Hal ini disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya yang dihubungi melalui telepon.
Kemudian AKP Aditya juga menjelaskan bahwa menerut pengakuan pelaku racun tikus tersebut dimasukkan di dalam kapsul obat diare yang biasa diminum Sugimin.
Motif yan melatarbelakangi peristiwa ini diketahui karena sakit hati.
“Motifnya sakit hati,” ungkap AKP Adit.
3. Ada Kejanggalan saat N diperiksa
Kepolisian segara menindak lanjuti peristiwa ini dengan mendatangkan sejumlah saksi dan orang terdekat korban, termasuk N (41).
Pihak kepolisian mengungkapkan terdapat kejanggalan saat N diperiksa hingga statusnya berubah menjadi tersangka.
"Ada kejanggalan dari keterangan N. Tim penyidik pun mengungkap pembunuh korban adalah N. Statusnya kami tingkatkan menjadi tersangka," ungakpnya.
Status N sekarang yakni tersangka dan tengah ditahan di kejaksaan setempat.
"Kami titipkan di kejaksaan, karena tersangka perempuan. Tidak bisa dicampurkan dengan laki-laki," tambahnya.
4. N adalah Dosen universitas Swasta di Kediri
N berasal dari Wonogiri.
Profesinya diketahui adalah dosen di sebuah universitas swasta Kediri.
Tak hanya itu, N juga memiliki usaha konveksi.
AKP Aditya juga menyebutkan bahwa ada kedekatan antara korban dan tersangka sejak dua tahun lalu.
"N itu juga seorang pengusaha konveksi. Ada kedekatan dengan korban sekitar dua tahun lebih," ungkap AKP Adit.
5. Kejiwaan N Tidak Stabil, Sempat Coba Bunuh Diri
AKP Aditya kemudian menambahkan bahwa poihak kepolisian belum bisa melakukan gelar perkara.
Hal ini dikarenakan kondisi kejiwaan tersangka belum stabil.
Selanjutnya AKP Aditya juga mengatakan bahwa N sempat berusaha bunuh diri.
Selain itu, pihak kepolisian juga tengah menunggu hasil visum keluar.
"Tersangka berupaya bunuh diri. Jadi jangan diwawancara dulu," tambah AKP Adit.
6. Mobil Korban Dijual Pelaku
Keterangan Akp Aditya juga menyebutkan bahwa mobil Sugimin dijual oleh N.
Mobil bermerek Isuzu Panther seri Grand Touring tahun 2002 tersebut dijual seharga Rp 98,5 juta.
Hal ini juga dikonfirmasi anak korban.
7. Komentar Anak Korban
Anak Sugimin juga angkat bicara terkait peristiwa yang menewaskan ayahnya dilansir dari SURYAMALANG.com dengan judul artikel Bu Dosen di Kampus Kediri Sajikan Racun Tikus pada Kekasihnya, Anggota DPRD Sragen.
Anak sulung Sugimin, Deni Gian Kurniawan mengatakan lega karena pelaku sudah ditangkap.
"Iya kami mendengar kabar semalam bahwa pelaku pembunuhan ayah saya sudah ditangkap," kata Deni saat ditemui di rumah korban yang berada di Karangnongko RT 10, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.
Deni juga mengakui bahwa mobil ayahnya dijual oleh pelaku.
Ia menambahkan bahwa dirinya pernah bertemu dengan tersangaka lebih dari satu tahun lalu di rumah sakit.
"Kami sekeluarga tidak ada yang menyangka atas kejadian ini, dua minggu yang lalu saya terakhir bertemu dengan bapak," terang Deni.
"Saat bertemu itu ya kami ngobrol seperti biasa tanya pekerjaan, keluarga, anak, cucu," Kata Deni dengan mata berkaca-kaca.
Deni kemudian menceritakan bahwa ayahnya adlah sosok yang pemberani, tegas, dan enerjik.
Ia juga menceritakan bagaimana ayahnya membangun usha dari nol.
"Saya ingat sekali pertama merintis usaha dari nol pertama jualan toko kelontong sebelum buka konvensi, pergi keluar Jawa kulakan kain dibawa ke rumah ditenteng, seminggu sekali baru pulang," ungkap Deni.
Menurut penuturan Deni, ia ingin tersangka dijatuhi hukuman seberat-beratnya dan ia berharap proses penyidikan berjalan dengan lancar.