Baca tanpa iklan
Ternyata Hotman Paris tak hanya memiliki satu pasang sepatu seperti yang ia kenakan saat itu namun ada sekitar 30 pasang.
Terlebih lagi, ketika ada versi terbaru dari sepatu itu, pihak toko cabang Jakarta akan menawarkan pada Hotman Paris, bila suka sepatu itu langsung dikirimkan ke rumahnya.
Hotman Paris juga mengaku harga salah satu kalungnya capai Rp20 miliar.
Hotman Paris akan mengenakan kalung tersebut jika menangani sebuah sidang penting dan berat.
Namun, menurutnya kalungnya itu ada doa dari ibunya sehingga ketika stres atau sedang menangani perkara berat, ia akan memegang kalung tersebut untuk membuatnya lebih tenang.
"Kalau per item, nggak bisa ngomong, kadang sangat murah. Karena perutku terlalu langsing alias gendut jadi harus ikat pinggang yang murahan agar bisa diubek-ubek, dompet juga harus yang murahan karena saya menyimpan segala macam, kartu nama, dolar, euro," begitu jelas Hotman Paris.
Hotman paris mengungkapkan jika ditotal secara keseluruhan, pakaian yang ia kenakan dari sepatu hingga jasnya itu berharga sekitar Rp30 miliar - Rp50 miliar.
Namun, Hotman Paris enggan untuk menyebutkan satu-persatu harga pakaian yang ia kenakan saat itu.
Dalam video yang sama, Hotman Paris mengungkapkan baju mahal yang ia kenakan bukanlah untuk pamer melainkan untuk membuat mental lawan mainnya di persidangan menjadi ciut.
"Saya pakai itu (pakaian mahal) setiap hari, karena saya hampir setiap hari menghadapi lawan-lawan, jadi saya perlu penampilan yang meyakinkan, yang saat ketemu di ruangan buat dia keder, minimal hormat sama kita," begitu ungkap Hotman paris.
Profil Hotman Paris Hutapea
Hotman Paris Hutapea adalah pengacara yang lahir di Laguboti, Sumatera Utara, pada tanggal 20 Oktober 1959.
Dia bergerak di bidang hukum bisnis internasional.
Hotman menjadi kuasa hukum Guru Jakarta International School (JIS), Neil Bantleman & Ferdinand Tjiong pada kasus dugaan pelecehan seksual di sekolah internasional tersebut (2014).
Dalam kasus yang menyita perhatian publik tersebut, Hotman menuding adanya kejanggalan dakwaan JPU karena tidak bisa menyebut waktu kejadian perkara dengan pasti.