Nasional

2 Wanita Diperdaya 4 Lelaki, Dipaksa Berhubungan di Apartemen Tangerang, Ini 7 Fakta Licik Pelaku

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

2 Wanita Diperdaya 4 Lelaki, Dipaksa Berhubungan di Apartemen Tangerang, Ini 7 Fakta Licik Pelaku

SURYAMALANG.COM, TANGERANG - Fakta-fakta Apartemen Paragon Tangerang jadi sarang 2 wanita digilir 4 pria terungkap. 

Dari fakta-fakta penyelidikan polisi, diketahui 2 wanita itu disetubuhi oleh 4 pria di Apartemen Paragon Tangerang. 

Tidak hanya itu, keempat pelaku juga memakai modus memberi minuman keras pada korbannya. 

Melansir dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta Apartemen Paragon Tangerang jadi sarang 2 wanita digilir 4 pria. 

1. Kronologi kejadian 

Dua aksi persetubuhan secara paksa dengan modus yang berbeda terjadi di Apartemen Paragon, Tangerang.

Pelaku persetubuhan berjumlah empat dan korban perempuan berjumlah dua.

Tiga dari empat pelaku menyetubuhi satu korban secara bergiliran di Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang.

Sedangkan satu pelaku lainnya menyetubuhi korban lainnya, secara satu lawan satu, juga di sebuah apartemen di Tangerang.

2. Identitas korban dan pemerkosa

Keempat pelaku memiliki kasus yang berbeda.

Ketiga pelaku A , R , dan RS melakukan pemerkosaan bersama-sama terhadap korban AD.

Sedangkan pelaku H melakukan seorang diri yang dilakukannya kepada D, teman seprofesinya sebagai penjaga konter HP.

Namun dari kedua kasus tersebut, mereka masing-masingnya memiliki modus yang sama.

3. Modus Pelaku "A, R dan RS" 

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdy Irawan mengatakan sebelum melakukan aksinya para pelaku terlebih dahulu mengajak jalan-jalan para korbannya.

Berbagai alasan dilakukan para pelaku mulai dengan dalih bertemu dengan bos hingga menemani mencari kontrakan.

"Kalau korban AD itu kan awalnya memang sudah kenal lama dengan tersangka A.

"Tersangka A ini yang jemput korban alasannya korban menemaninya untuk bertemu bosnya. Dan pelaku justru dibawa ke hotel yang sudah ada dua temannya tersangka R dan RS," kata Ferdy.

Setelah mengajak jalan-jalan, para pelaku memberikan minuman keras kepada korbannya.

Tersangka A yang saat itu sudah menyewa kamar di Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang, langsung mengajak korban AD.

Di sana sudah ada dua teman A yakni pelaku R dan RS.

Saat itulah A memberikan AD minuman keras hingga tak sadarkan diri.

"Setelah tidak sadar pelaku A langsung melakukan pemerkosaan. Setelah pelaku A dilanjut dua temannya," papar Ferdy.

4. Modus Pelaku "H"

Berbeda dengan tersangka H yang melakukan perbuatan kejinya setelah menyetujui permintaan korban untuk minta diantarkan mencari kontrakan.

"Kalau H ini awalnya diminta untuk mencari sebuah kontrakan sama korban D. Tapi malah di ajak-jalan dengan menggunakan mobil," kata Ferdy.

Sama hal dengan ketiganya, sebelum melancarkan aksinya pelaku H juga memberikan minuman keras kepada D.

Namun bedanya kali ini H memberikan minuman keras di tengah jalan saat proses mencari kontrakan.

"Kalau pelaku H ini kan membawa mobil dia memberikan minuman di tengah jalan. Setelah tidak sadar baru diajak ke apartemen yang menyerupai hotel itu," sambungnya.

5. Diperdaya dengan MIRAS

Dalam memberikan minuman keras kepada korban D, pelaku H memberikan beribu alasan.

H memaksa korban dengan dalih minuman yang diberikan dapat menambah berat badan hingga bisa menambah nafsu makan.

"Pelaku H mengajak korban untuk minum minuman keras jenis Soju. Alasan kalau minuman tersebut bagus untuk menggemukan badan dan menambah nafsu makan," kata Ferdy.

Tak lama menenggak minuman tersebut, D tidak sadarkan diri.

Pelaku H yang melihat korban sudah tak berdaya langsung memesan kamar di Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang pada pukul 11.30 WIB.

Setibanya di apartemen tersebut, pelaku H langsung merangkul korban D ke dalam kamar.

Saat itulah H langsung melakukan pemerkosaan terhadap korban.

"Ini kita ketahui setelah memeriksa barang bukti CCTV yang gambarnya terlihat pelaku H dan D masuk bersama. H menggendong D yang sudah tidak berdaya," pungkasnya.

6. Pelaku sudah Ditangkap 

Pelaku H (pertama dari kanan) memperkosa perempuan berinisial D di Apartemen Paragon, Tangerang. (KOMPAS.com/Muhamad Isa Bustomi)

Kini, keempat pelaku sudah diciduk oleh Polres Tangerang Selatan pada Rabu (21/8/2019) kemarin.

Keempat pelaku ini adalah A (19), R (18), RS (19), dan H (24). Sedangkan korban perempuan adalah AD dan D.

7. Teguran Polisi Untuk Apartemen Paragon Tangerang 

Setelah maraknya kasus asusila di lokasi Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang, Ferdy mengimbau pemilik untuk memperketat keamanan penyewa.

Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya tindakan asusila.

"Pihak pengelola apartemen atau hotel agar lebih mengetatkan keamanan. Jangan sampai tempat tersebut dijadikan tempat melakukan tindakan asusila," kata Ferdy di Polres Tangsel, Rabu (21/8/2019).

Peningkatan keamanan yang dimaksud Ferdy seperti dengan melakukan pengawasan kepada penyewa.

Menurutnya dengan cara tersebut akan meminimalisir tindakan asusila.

"Jadi kembali pengawasan dan lebih mengecek apabila ada hal-hal yang mencurigakan atau tidak," paparnya.

Menurut Ferdy peningkatan ini setelah adanya kasus asusila yang terjadi di Apartemen Paragon, Kabupaten Tangerang, pada dua minggu terakhir.

Hampir sebagian besar, kamar dari apartemen tersebut dapat disewakan dengan mudah.

"Apartemen ini sebagaian besar bisa disewakan ke luar. Sehingga mudah bagi para pelaku ini untuk menyewa kamar untuk melakukan hal-hal berkaitan dengan asusila," tutupnya.

6 Trik pelaku kejahatan 

Maraknya kasus pelecehan seksual yang ada, membuat kamu harus selalu waspada melihat kondisi sekitar.

Setiap situasi berbeda bentuknya, dan hanya kamu yang dapat mengevaluasi masalah dan memutuskan respon terbaik.

Yang jelas, mengabaikan pelecehan tidak akan menyebabkan masalah hilang begitu saja.

Jika dibiarkan, pelecehan seksual bisa mengarah pada hal yang lebih serius yakni kekerasan seksual seperti perkosaan.

Agar lebih waspada, ketahui 6 trik yang biasanya dilakukan para pelaku pelecehan seksual untuk memanipulasi korban seperti dilansir BlogTribunJualBeli.com:

1. Menjebak korban

Hal pertama yang akan dilakukan oleh para pelaku pelecehan adalah mencari celah atau tempat sepi untuk melancarkan aksinya.

Di sinilah biasanya pelaku akan mengintimidasi dan menyudutkan korban.

Biasanya mereka akan mengajak ke tempat-tempat seperti sengaja mengadakan pertemuan di kamar hotel, atau sekadar mampir ke rumah calon korbannya dengan dalih ada sesuatu yang tertinggal atau ingin dibicarakan.

Intinya hal ini bertujuan untuk membuat korban dalam kondisi sendirian.

Serangan selanjutnya yaitu mulai mendekati korban dengan memegang bagian tubuhnya.

Bisa juga pelaku menghalangi jalan korban dan menggunakan badannya untuk lebih menyudutkan korban.

Hati-hati jika ada orang yang menggiring kamu pada kondisi tersebut.

Usahakan menolak ajakannya, terlebih jika orang tersebut tidak kamu kenal.

Pastikan kamu selalu berada dalam situasi yang ramai agar pelaku tidak memiliki kesempatan untuk melancarkan aksinya.

2. Meyakinkan korban kalau tindakannya itu wajar

Strategi manipulasi yang paling umum dilakukan oleh para pelaku pelecehan seksual ialah meyakinkan korban kalau hal-hal yang dilakukannya, misalnya menyentuh payudara atau bagian tubuh korban lainnya adalah hal yang wajar.

Misalnya dengan berkata, “Di mana-mana pacaran itu, ya, begini!” atau, “Kok, kamu melawan? Semua orang yang bekerja dengan saya itu memang biasa melakukan hal ini dengan saya.”

Hal ini akan mendorong korban untuk sulit menolak karena berpikir mungkin ini memang hal yang normal.

Padahal kenyataannya, korban telah termakan oleh manipulasi sang pelaku.

Perlu diingat bahwa tubuhmu sepenuhnya milikmu.

Tidak ada satupun orang yang berhak menyentuh tubuhmu tanpa seizinmu.

3. Membuat korban merasa bersalah

Pelaku pelecehan seksual biasanya senang membuat korbannya merasa bersalah.

Misalnya pelaku dan korban pulang larut malam berdua.

Hal ini bisa dimanfaatkan pelaku yang mengantarkan korban pulang sebagai imbalan dan justru menuduh korban yang berinisiatif dengan minta diantarkan pulang.

Padahal, dalam situasi apa pun pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dan satu-satunya yang bersalah yaitu si pelaku, bukan korban.

Selain itu, pelaku pelecehan seksual juga senang membuat korbannya merasa berhutang bantuan padanya.

Contohnya karena dia mentornya atau orang yang memberi pekerjaan padanya.

Dengan begitu, kesempatan untuk menuruti permintaan sang pelaku lebih besar.

4. Menolak jawaban “tidak”

Para pelaku pelecehan seksual biasanya memiliki kegigihan untuk membujuk korban untuk melakukan apa yang diinginkannya dengan cara yang halus dan terkesan sopan.

Walaupun sudah ditolak berkali-kali, biasanya pelaku akan terus berusaha untuk mendapatkannya.

Pelaku tidak akan cepat menyerah hanya karena beberapa penolakan, karena dalam kamus para pelaku tidak ada kata “tidak”.

Mereka akan terus mencari cara agar korban mau dan mengiyakan permintaannya meski terpaksa.

Jika kamu berada dalam posisi ini, segera cari bantuan dan laporkan tindakan pelaku pada pihak yang berwenang.

Baik itu manajer HRD, kepala sekolah, kepolisian, dan lainnya.

5. Ancaman atau godaan terselubung

Pelaku bisa menggunakan ancaman untuk membujuk calon korbannya.

Misalnya mengancam akan menghancurkan karier atau reputasi korban jika menolak ajakannya.

Bisa juga sebaliknya, pelaku menggunakan godaan demi mendapatkan wanita tersebut, misalnya menjanjikan kenaikan jabatan atau nilai ujian yang tinggi.

6. Minta korban untuk melakukan hal yang sepele

Salah satu cara klasik untuk memanipulasi korban pelecehan seksual adalah dengan memintanya melakukan hal-hal yang terkesan sepele terlebih dahulu.

Sebagai contoh, pelaku meminta korban untuk memijat bahunya.

Bila korban bersedia, lama-lama pelaku akan meminta korban untuk memijat bagian tubuhnya yang lain, seperti di area kelamin.

Karena tadinya korban sudah terlanjur menyetujui permintaan awal pelaku, akan sulit baginya untuk menolak permintaan selanjutnya dengan tegas.

Perlu diingat bahwa pelaku pelecehan seksual bisa melakukan cara apapun agar tujuannya terpenuhi.

Jadi, sebenarnya masih ada ratusan trik lain yang bisa dilakukan seorang pelaku pelecehan seksual untuk melancarkan aksinya.

Karena itu, setiap kali kamu merasa tidak nyaman atau tidak aman, segera menyingkir dari situasi tersebut dan cari bantuan.

 

Berita Terkini