Kabar Mojokerto

Festival Layang-layang Unik di Mojokerto, Pesertanya dari Malang, Gresik, Sidoarjo dan Blitar

Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NYI RORO KIDUL - Sebanyak 50 layang-layang berbagai bentuk menghiasi langit Dusun Mlati, Desa Simongagrok Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (6/10/2019).

Festival Layang-layang Unik di Mojokerto, Pesertanya dari Malang, Gresik, Sidoarjo dan Blitar. Aneka kreasi layangan terlihat bergambar kapal bajak laut, tokoh wayang, tokoh kartun, Naga Merah, Naga Baru Klinting, Nyi Roro Kidul, kerangka tengkorak, hewan, dan manusia dengan mengendarai sepeda angin.

SURYAMALANG.COM, MOJOKERTO - Sebanyak 50 layang-layang berbagai bentuk menghiasi langit Dusun Mlati, Desa Simongagrok Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (6/10/2019).

Festival Layang-layang atau dalam bahasa Jawa disebut layangan ini diikuti peserta dari Mojokerto dan luar daerah seperti Malang, Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Blitar.

Tentu tidak mudah bagi mereka meramaikan lomba tersebut. Terik matahari yang menyengat serta tidak adanya hembusan angin yang kencang, membuat para peserta harus menunggu datangnya tiupan angin.

Beberapa saat kemudian, angin yang mereka harapkan akhirnya datang. Dengan semangat para peserta melepas layangannya dan mengulur benang layangan mereka. Namun, tak butuh waktu yang lama, layangan mereka jatuh karena tidak adanya angin.

Para peserta kemudian mencari akal, agar layangannya bisa mengudara dengan tinggi. Mereka mencoba berlari kencang sambil memegang benang dan layangan.

Ada juga yang menerbangkan layangan dengan lokasi yang lebih jauh dari tempat perlombaan. 

Usaha mereka tidak sia, para peserta akhirnya bisa menerbangkan layangan mereka dengan durasi lama. Hampir 30 menit. Penonton memberikan tepukan dan sorakan yang meriah karena takjub dengan bentuk layangan peserta yang begitu indah bila dilihat dari bawah.

BAGONG - Sebanyak 50 layang-layang berbagai bentuk menghiasi langit Dusun Mlati, Desa Simongagrok Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (6/10/2019). (febrianto ramadani)

Joko (33), peserta lomba, mengatakan, ia bersama 4 temannya membutuhkan waktu selama sepekan lebih untuk membuat layangan berbentuk kapal bajak laut.

"Panjang layangan sekitar 2,5 meter dengan tinggi kurang lebih 3 meteran," ungkap pria asal Lamongan tersebut, Minggu (6/10/2019).

Melalui lomba tersebut, lanjut Joko, ia berharap bisa melestarikan budaya layangan yang dinilai jarang dimainkan oleh generasi milenial.

Hartono (41), peserta asal Malang mengaku butuh waktu satu bulan untuk membuat layangan berbentuk naga merah.

"Panjangnya 2 meteran. Kalau layangan naga kesulitannya membutuhkan bahan baku dan waktu yang banyak. Terus bagian badan harus sama dengan yang lainnya. Kalau tidak sama bisa berat saat menerbangkannya," ujarnya, Minggu (6/10/2019).

Warsito, seksi perlombaan, mengatakan, acara ini baru digelar pertama kali oleh Humas Dawarblandong di Lapangan Dusun Mlati.

"Kami melakukan penilaian berdasarkan keunikan, kreatifitas, cara pembuatan dan tingkat kerumitan layangan," terangnya, Minggu (6/10/2019).

"Untuk ke depannya, kami akan mengagendakan acara yang serupa dengan lebih besar lagi. Paling tidak skala nasional," imbuhnya. febrianto ramadani 

NYI RORO KIDUL - Sebanyak 50 layang-layang berbagai bentuk menghiasi langit Dusun Mlati, Desa Simongagrok Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, Minggu (6/10/2019). (febrianto ramadani)

Berita Terkini