Namun tiba-tiba H Husen meninggal dunia.
Setelah 40 hari kematian H Husen, Mursam pun meninggalkan Desa Kalidilem.
3. Kembali Setelah 4 Tahun
Setelah diusir oleh warga Desa Kalidilem kurang lebih selama empat tahun, ia pun kembali ke desa tersebut lantaran ada kerabatnya yang meninggal dunia.
Setelah mengikuti tahlilan di malam hari, korban cangkrukan (begadang) dengan beberapa warga.
Saat begadang tersebut dirinya pamit ke belakang untuk ke kamar mandi. Namun kejadian janggal mulai terjadi, yakni Mursam tidak kembali lagi ke tempat tersebut.
4. Ditemukan Tewas di Jalanan Desa
Sekitar pukul 22.45 Wib, warga menemukan Mursam sudah meninggal dunia di tengah jalan desa dekat tempat tahlilan kerabatnya tersebut dengan luka akibat senjata tajam di leher dan pundak.
Tak berselang lama, Tim Cobra Polres Lumajang pun datang ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
“Korban dibunuh karena isu dukun santet. Sebagian besar warga Desa Kalidilem meyakini Mursam memiliki ilmu hitam karena beberapa tahun yang lalu beberapa warga meninggal karena korban menginap di rumahnya. Tapi seharusnya kita tak boleh menghakimi orang lain sebagai dukun santet, apalagi tak ada fakta yang konkret yang mengatakan dia adalah dukun santet," ujar Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban, Minggu (17/11/2019).
Arsal menegaskan Tim Cobra Polres Lumajang akan menyelidiki kasus tersebur.
Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran menambahkan saat ditemukan adanya beberapa luka di tubuh korban.
“Dari olah TKP yang kami lakukan, ditemukan dua luka di tubuh korban. Keduanya adalah luka potong pada leher sebelah kiri serta luka potong pada pundak sebelah kiri," ujarnya.
Madruki Tega Putuskan Lengan Kiri Nenek 60 Tahun di Sumenep, Motifnya Terkait Isu Dukun Santet
Perempuan tua bernama Marbani, warga Desa Banraas Kecamatan Dungkek, Pulau Giliyang, Kabupaten Sumenep, dibunuh tetangganya saat menonton televisi.