Kabar Lumajang

Kronologi 2 Haji di Lumajang Jadi Korban Isu Ilmu Santet, Nasib Terduga Dukun Berakhir Tragis

Penulis: Frida Anjani
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kronologi 2 Haji di Lumajang Jadi Korban Isu Ilmu Santet, Nasib Terduga Dukun Berakhir Tragis

SURYAMALANG.COM - Berikut adalah kronologi nasib tragis yang menimpa seorang pria yang diduga memiliki ilmu santet. 

Pria yang diyakini warga menjadi seorang dukun santet itu pun ditemukan tewas dengan luka bacokan pada leher di jalanan desa. 

Beberapa tahun yang lalu, juga sempat kejadian 2 orang haji secara mendadak meninggal dunia setelah memberi tumpangan pada pria yang diduga memiliki ilmu santet itu.

Mursan (64) ditemukan tewas secara mengenaskan di jalanan Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung, Lumajang, Sabtu (16/11/2019) malam. 

Mursam ditemukan menjadi korban pembunuhan oleh orang yang tak dikenal.

Mursam tewas akibat dibunuh orang tidak dikenal. Hingga Minggu (17/11/2019) malam, polisi belum menemukan terduga pembunuh Mursam.

Mursam tewas dengan luka akibat senjata tajam di leher dan pundak. Isu jika Mursam adalah seorang dukun santet menyeruak di balik tewasnya Mursam.

1. Isu Dukun Santet

Peristiwa mengenaskan ini berawal dari isu jika Mursam adalah seorang dukun santet. 

Salah seorang warga Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung, Lumajang itu pun sempat diusir dari desa lantaran dituding memiliki ilmu santet. 

Setelah sekian lama kembali ke desa, Mursam pun ditemukan meninggal dunia di jalanan desa tersebut. 

2. 2 Haji Jadi Korban Isu Dukun Santet

Isu dukun santet itu bermula dari cerita empat tahun lalu. Mursam tinggal di rumah H Ismail, tetangganya. Namun tak berselang lama, Ismail meninggal dunia.

Keluarga H Ismail pun mengusir Mursam dari rumah duka.

Sempat tidur di gubuk penarikan amal, Mursam pun akhirnya menumpang di rumah H Husen di Desa Kalidilem kurang lebih enam bulan.

Namun tiba-tiba H Husen meninggal dunia.

Setelah 40 hari kematian H Husen, Mursam pun meninggalkan Desa Kalidilem.

3. Kembali Setelah 4 Tahun

Setelah diusir oleh warga Desa Kalidilem kurang lebih selama empat tahun, ia pun kembali ke desa tersebut lantaran ada kerabatnya yang meninggal dunia.

Setelah mengikuti tahlilan di malam hari, korban cangkrukan (begadang) dengan beberapa warga.

Saat begadang tersebut dirinya pamit ke belakang untuk ke kamar mandi. Namun kejadian janggal mulai terjadi, yakni Mursam tidak kembali lagi ke tempat tersebut.

4. Ditemukan Tewas di Jalanan Desa

Sekitar pukul 22.45 Wib, warga menemukan Mursam sudah meninggal dunia di tengah jalan desa dekat tempat tahlilan kerabatnya tersebut dengan luka akibat senjata tajam di leher dan pundak.

Tak berselang lama, Tim Cobra Polres Lumajang pun datang ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

“Korban dibunuh karena isu dukun santet. Sebagian besar warga Desa Kalidilem meyakini Mursam memiliki ilmu hitam karena beberapa tahun yang lalu beberapa warga meninggal karena korban menginap di rumahnya. Tapi seharusnya kita tak boleh menghakimi orang lain sebagai dukun santet, apalagi tak ada fakta yang konkret yang mengatakan dia adalah dukun santet," ujar Kapolres Lumajang AKBP M Arsal Sahban, Minggu (17/11/2019).

Arsal menegaskan Tim Cobra Polres Lumajang akan menyelidiki kasus tersebur.

Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran menambahkan saat ditemukan adanya beberapa luka di tubuh korban.

“Dari olah TKP yang kami lakukan, ditemukan dua luka di tubuh korban. Keduanya adalah luka potong pada leher sebelah kiri serta luka potong pada pundak sebelah kiri," ujarnya.

Madruki Tega Putuskan Lengan Kiri Nenek 60 Tahun di Sumenep, Motifnya Terkait Isu Dukun Santet

Perempuan tua bernama Marbani, warga Desa Banraas Kecamatan Dungkek, Pulau Giliyang, Kabupaten Sumenep, dibunuh tetangganya saat menonton televisi.

Nenek yang sudah berusia 60 tahun ini tewas mengenaskan di tangan tetangganya, Madruki (50).

Dia dibacok menggunakan sebilah celurit.

"Motifnya, pelaku dituduh dukun santet oleh korban," ungkap Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti Sutioningtyas, 3 November 2019.

Widiarti Sutioningtyas menyebutkan, alasan itu disampaikan tersangka (Madruki) yang sudah ditangkap, tak lama setelah kejadian.

"Hari itu (Sabtu) sekira pukul 19.00 WIB, korban (Marbani) ke rumah Darso (tetangganya) untuk menonton acara televisi," katanya.

Sekira pukul 20.40 WIB, acara televisi sedang jeda iklan. Saat itulah, korban yang sedang tidur-tiduran didatangi oleh tersangka Madruki. 

Tersangka memegang sebilah celurit dan langsung membacok korban beberapa kali.

"Korban mengalami putus pada lengan tangan kiri, luka robek pada daun telinga bagian kiri dan luka robek pada kepala bagian belakang. Tersangka berhenti tanpa," paparnya.

Saksi-saksi dalam kejadian ini adalah orang-orang di rumah Darso (40), yaknj Tabe (40), Yuli (25), semuanya warga Desa Banraas Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura.

Berita Terkini