Virus Corona di Kediri

Kisah Pasien Positif Corona Kediri Kota 2 Yang Sembuh, Tak Tahu Tertular Siapa, Punya Bayi 11 Bulan

Penulis: Didik Mashudi
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sewaktu melakukan vidio konferensi dengan pasien Covid 19 yang telah sembuh, Senin (13/4/2020).

SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Sebuah kisah pasien positif corona yang berhasil sembuh terungkap dalam video confrence Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dengan warganya, Senin (13/4/2020). 

Kisah itu disampaikan secara terbuka oleh Pasien Positif Corona Kediri Kota 2 atau kasus positif Covid-19 kedua di kota Kediri yang merupakan seorang ibu yang memiliki bayi 11 bulan.

Salah satu yang menjadi catatan dari curhatan pasien positif corona ini adalah ia tidak tahu tertular dari siapa dan dia tidak memiliki riwayat bepergian ke luar kota mengingat kesehariannya hanya di rumah dan bekerja di kantor.

Berita Arema Hari ini Populer, Kondisi Pemain Singo Edan Turun Selama Libur Akibat Wabah Corona

Asisten Pelatih Timnas Indonesia Dinyatakan Negatif Covid-19, Setelah Sempat Diumumkan Positif

Jadwal KA Tumapel Surabaya-Malang Off, Ada 21 Perjalanan KA Lokal Stop Operasi karena Virus Corona

Pasien Kediri Kota 2 ini sempat menjalani pengobatan dirawat di RSUD Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri selama 18 hari.

Hasil tes swab telah dinyatakan negatif diterima pasien, Minggu (12/4/2020).

Pasien positif Covid 19 Kota Kediri 2 yang telah berhasil sembuh itu menceritakan suka dukanya menjalani pengobatan, disampaikan kepada Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melalui aplikasi video conference Zoom, Senin (13/4/2020).

Diungkapkan pasien Kediri Kota 2 ini, pada saat terkena virus masih belum ada imbauan untuk orang sehat mengenakan masker.

"Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala,” ungkapnya.

Dijelaskan, rute kesehariannya hanya dari kantor ke rumah, tidak pernah mampir kemana-mana, apalagi ke pusat keramaian.

Selain itu tidak punya riwayat bepergian dari kawasan yang terinfeksi.

Namun kemudian merasakan deman lebih dari 38 derajat celcius.

Pada malam saat demam, mulai mengisolasi diri dan menjauh dari keluarganya meski memiliki bayi usia 11 bulan.

Mulanya mencoba minum obat penurun panas, namun panas tetap pada angka 38-39 derajat celcius.

Pada hari ke-2, pasien berobat ke dokter dan mengadakan tes lab. Pada hari ke-4, kembali ke dokter dan kembali tes laboratorium.

"Pada hari ke-4 mulai merasakan batuk kering,” ungkapnya.

Halaman
12

Berita Terkini