SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Saat Ramadan tiba, muncul trandisi membangunkan orang-orang untuk sahur.
Sahur merupakan sunnah sebelum menjalankan puasa.
Saat ini membangunkan orang agar sahur tidak hanya dilakukan dari masjid atau musala.
Banyak kreativitas warga untuk membangunkan orang-orang agar sahur, seperti patrol atau keliling sambil membawa alat tertentu.
Mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Ahmad Rahmatullah mengatakan kebiasaan membangunkan untuk sahur (tashir) ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw.
Kala itu ada kebiasaan mengumandangkan azan dua kali saat menjelang subuh dan saat subuh.
Bilal bin Rabah mengumandangkan azan pertama atau menjelang subuh.
Sedangkan Abdullah ibn Ummi Maktum mengumankan azan kedua saat subuh.
"Awalnya orang-orang bingung. Lalu Rasulullah bersabda bahwa azan Bilal adalah menandakan sahur. Sedangkan azan kedua adalah azan dari Abdullah ibn Ummi Maktum yang menandakan sudah mulai berpuasa," ujar Rahmatullah kepada SURYAMALANG.COM, Rabu, (29/4/2020).
Hal ini menjadi landasan sebagian ulama untuk budaya tashir atau membangunkan orang untuk sahur.
Menurutnya, corak budaya Islam di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Mesir, karena mayoritas menggunakan mazhab Imam Syafi'i yang notabene dari Mesir.
"Kemudian budaya membangunkan sahur ini digalakkan," terangnya.
"Kebiasaan ini juga terjadi di mayoritas negara di Timur Tengah, seperti Mesir, Syam, Maghrib, dan Yaman," terangnya.
Caranya pun beragam. Misalnya di Yaman menggunakan cara mengetuk pintu.
Mesir menggunakan cara orang naik menara membangunkan sahur sebanyak tujuh kali.