SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut beberapa update pasca PSBB Malang Raya hari ini Kamis, 4 Juni 2020.
Dari update pasca PSBB Malang Raya hari ini, prosedur ketat mengunjungi tempat wisata mulai diterapkan dan disosialisasikan.
Selain itu update pasca PSBB Malang Raya hari ini juga mengulas kondisi terminal Arjosari yang sepi dan protokol kesehatan.
Sebelumnya, PSBB Malang Raya telah berakhir 30 Mei 2020 lalu, kini Malang Raya memasuki transisi menuju new normal.
Beberapa perubahan terjadi pasca PSBB Malang Raya diterapkan seperti ketatnya prosedur dan penerapan protokol kesehatan.
Terlebih di Kabupaten Malang yang hingga 3 Juni 2020 jumlah orang postif corona mencapai 85 orang dan yang dinyatakan sembuh 30 orang.
Agar lebih jelas, langsung saja simak update pasca PSBB Malang Raya hari ini yang telah dirangkum SURYAMALANG.COM.
1. Prosedur ketat ke tempat wisata
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang bakal memperketat kunjungan ke tempat wisata.
Disparbud mewancanakan penjualan tiket secara online pada masa transisi normal baru.
"Jadi kami bisa mengetahui siapa saja yang berkunjung ke tempat pariwisata di Kabupaten Malang," kata Made Arya Wedhantara, Kepala Disparbud Kabupaten Malang kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (3/6/2020).
Penjualan tiket online akan diterapkan saat tempat pariwisata kembali dibuka.
Nantinya calon pengunjung tidak hanya membeli tiket.
Calon wisatawan juga harus melampirkan dokumen surat kesehatan sesuai prosedur protokol kesehatan.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir penularan virus COVID-19 di objek wisata.
"Ketika sudah tiba di pintu masuk, wisatawan wajib menunjukkan barcode tiket ke petugas penjaga loket," ungkap Made.
Sejauh ini percontohan pembelian tiket wisata secara online akan dimulai diterapkan di Desa Wisata Pujon Kidul.
"Kami akan fokuskan untuk menjadi percontohan. Jadi kami bisa menilai SOP yang bagus dan benar," jelas Made.
Realisasi penjualan tiket online itu masih diupayakan sebulan mendatang.
Saat ini Disparbud Kabupaten Malang masih sosialisasi protokol kesehatan COVID-19.
"Sosialisasi ini penting. Makanya kami harus sosialisasikan dulu ke masyarakat," tutur pria asal Bali itu.
2. Protokol kesehatan dan Kondisi Terminal Arjosari
Terminal Arjosari telah beroperasional kembali pasca PSBB Malang Raya berakhir.
Sampai sekarang kondisi terminal masih sepi.
Hanya ada beberapa penumpang yang naik bus.
"Meski Terminal Arjosari telah dibuka, penumpangnya masih sepi. Saya hanya membawa dua penumpang dari Blitar ke sini," ujar Zainal Arifin, sopir bus kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (4/6/2020).
Dia memperkirakan sepi penumpang itu karena pandemi Covid-19.
"Mungkin penumpang takut dan trauma dengan Covid-19. Penurunan penumpang antara sebelum dan selama pandemi Corona mencapai 80 persen," jelasnya.
Sementara itu, Komandan Regu Lalu Lintas Terminal Arjosari, Devi Ariandi mengungkapkan saat ini ada beberapa Perusahaan Otobus (PO) yang telah beroperasi.
"Bus yang telah beroperasi di Terminal Arjosari adalah jurusan Probolinggo, Blitar, dan Jember."
"Bus jurusan Jakarta juga telah beroperasi seperti biasa," bebernya.
Pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, baik untuk penumpang maupun kendaraan.
"Pengisian tempat duduk penumpang (load factor) hanya 50 persen, penyemprotan disinfektan bagi kendaraan sebelum beroperasi, dan penumpang tujuan Jakarta wajib menunjukkan SKIM," tandasnya.
3. Klaster Singosari Dominasi Kasus Virus Corona
Klaster Singosari kini jadi perhatian karena jadi menyumbang jumlah terbanyak dari jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kabupaten Malang yang mencapai 85 orang per Rabu (3/6/2020).
Data Satgas COVID-19 Kabupaten Malang memaparkan, warga asal Kecamatan Singosari mendominasi jumlah kasus positif covid-19 di Kabupaten Malang, sebanyak 27 orang.
"Pantauan klaster COVID-19 di Kabupaten Malang cuma satu yakni, klaster Kecamatan Singosari. Yang menyebar ke Kecamatan Lawang dan Karangploso. Mudah-mudahan tidak ada tambahan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Arbani Mukti Wibowo ketika dikonfirmasi.
Selama memantau perkembangan penularan virus corona di Kabupaten Malang, Arbani mengaku mendapat temuan kasus yang dinamis.
"Ada salah satu kasus, dalam satu keluarga, ada konfirm positif satu keluarga bisa kena juga. Tapi ada beberapa keluarga seorang bayi positif bapak ibunya tidak," jelas pria yang mengawali karir sebagai dokter gigi ini.
Arbani menjelaskan, dinamika tersebut terjadi karena bergantung pada kondisi imunitas anggota keluarga. Sehingga turut mempengaruhi penularan COVID-19.
"Maka dari itu tergantung keluarga tersebut. Jadi sebaiknya jika ada yang positif harus karantina mandiri secara personal," kata mantan Direktur Utama RSUD Lawang itu.
Menurut Arbani, isolasi mandiri seorang pasien corona tanpa gejala turut menyelamatkan keluarga dari resiko penularan virus yang menyerang sistem pernapasan itu.
"Serta tidak berinteraksi dengan keluarga. Cuciannya bajunya sebaiknya tidak dipakai bersama alias dipisah," terangnya.
Apabila masyarakat merasakan sakit atau tidak enak badan, Arbani menyarankan agar yang bersangkutan segera beristirahat untuk memulihkan kondisi tubuh.
"Jangan sampai sakit kita menularkan ke orang lain. Siapa tau sakit itu akibat dari virus. Virus itu banyak, seperti flu burung, SARS, influenza maupun COVID-19," tutur Arbani.
Penularan virus melalui droplet atau percikan air liur dari penderita sakit batuk atau flu yang mengandung kuman, kata Arbani lebih cepat penularannya sehingga harus diwaspadai.
"Perlu diingat virus itu tidak bisa hilang, tinggal ketahanan tubuh kita yang ditingkatkan," ungkap Arbani.
Arbani mengungkapkan, masyarakat bisa meningkatkan imunitas tubuh dengan cara yang mudah.
"Bagaimana caranya? Bisa melalui olahraga, minum vitamin dan makan makanan bergizi," tutup pria berkacamata itu.
4. Masyarakat Kabupaten Malang Disebut Sudah Patuh Protokol Kesehatan
Komandan Satgas New Normal Life Kabupaten Malang, Letkol Inf Ferry Muzawwad menyebut masyarakat Kabupaten Malang sudah mulai sadar menerapkan protokol kesehatan.
Kondisi itu didasarkan pengamatan dari peninjauan secara langsung saat mengunjungi Pasar Singosari, Rabu (3/6/2020).
"Masyarakat semakin sadar kita lihat sendiri di pasar ini (Pasar Singosari) sudah menerapkan genap dan ganjil dan hampir rata-rata masyarakat memakai masker," kata Ferry usai kunjungi Pasar Singosari bersama Forkopimda Kabupaten Malang.
Meski mendapati beberapa orang yang tidak memakai masker, Ferry menerangkan pelanggar tersebut saat itu tidak dikenakan sanksi.
"Memang ada satu dua yang belum, itu yang kita himbau dan kasih masker. Hingga kedepannya edukasi ini terus kita jalankan," ujar anggota TNI yang juga menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim) 0818/Kabupaten Malang-Kota Batu itu.
Ferry menambahkan dalam hal sosialisasi dan penegakan hukum, pihaknya memang mengutamakan sisi humanis dalam penyampaian sosialisasi aturan normal baru kepada masyarakat.
"Soal sanksi kita mengacu pada perbup dan mengupayakan humanisme. Jadi masyarakat tanpa diberi sanksi tapi sudah sadar. Tapi kalau ada yang bandel ya baru diberi sanksi," ucap Ferry.
Selain itu, fasilitas cuci tangan juga sudah tersedia di pasar yang menjadi jujukan warga Kecamatan Singosari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari itu.
"Pasar ini sudah menerapkan genap dan ganjil," ungkap Ferry.
Di sisi lain, pada masa normal baru, posko check point tetap beroperasi namun fungsinya berubah
”Check point tetap beroperasi di perbatasan. Fungsinya adalah untuk melaksanakan prosedur kesehatan jadi bulan memutarbalikan kendaraan dari luar Malang lagi,” terang Ferry.
(Mohammad Erwin/Kukuh Kurniawan/Sarah Elnyora/SURYAMALANG.COM)