Pria berkacamata yang akrab dipanggil Inal itu mengatakan saat ini manajemen Arema FC sedang komunikasi dengan para sponsor soal langkah dan kelanjutan kerja sama pasca kompetisi vakum enam bulan lebih.
"Saat ini sedang dalam pembicaraan," jelasnya.
Ada lebih dari lima sponsor yang beker jasama dengan Arema FC pada musim ini.
Tapi, Arema FC harus kehilangan tiga sponsor musim lalu, yakni perusahaan yang bergerak di bidang transportasi online, perusahaan ban, dan perusahaan kopi.
3. Tak Hanya Pangkas Gaji Pemain dan Pelatih, Arema FC Juga Potong Bonus
Renegosiasi kontrak pemain dan pelatih klub Liga 1 dan Liga 2 akan mulai diberlakukan pada September mendatang atau sebulan sebelum kompetisi dimulai. Diharapkan dengan adanya renegosiasi kontrak, klub dapat bertahan setelah sebelumnya tak ada pemasukan karena kompetisi dihentikan.
Di Arema FC selain adanya pengurangan gaji pemain dan pelatih sebanyak 50 persen, juga akan ada pemangkasan bonus. Hal ini dilakukan semata-mata untuk meminimalisir kerugian klub akibat wabah corona.
"Tetap ada bonus tapi nanti secara nilai tidak seperti kondisi normal, jadi ada pemangkasan," kata General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, Kamis (2/7/2020).
Bonus tim biasanya diberikan ketika tim meraih kemenangan khususnya saat laga tandang.
Tak hanya memangkas bonus, akan ada pengurangan dari segi fasilitas untuk pelatih dan pemain asing yang selama ini untuk tempat tinggal difasilitasi manajemen.
"Untuk sewa tempat tinggal mungkin tidak semahal sebelumnya. Tapi kami pastikan, rumah tetap layak untuk ditempati dan kami juga melihat bagaimana harga pasarnya. Jadi tidak asal mangkas," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini nyaris semua klub merugi karena harus tetap membayar gaji pemain dan pelatih sebesar 25 persen dari kontrak awal sejak bulan Maret sampai Agustus.
Pemangkasan gaji dan bonus menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kerugian klub agar bisa kembali bangkit.
Apalagi secara pemasukan, klub tidak mendapat pemasukan sama sekali selama kompetisi dihentikan, kecuali dari subsidi klub.
Uang tiket dan sponsor yang biasanya menjadi pemasukan, juga tak ada, sehingga saat ini klub hanya berharap dari kantong pribadi owner dan subsidi dari PT LIB.
(Dya Ayu/Frida Anjani/SURYAMALANG.COM)