SURYAMALANG.COM | PASURUAN - Taman Safari Prigen (TSP) Pasuruan berhasil breeding satwa-satwa eksotis dari keluarga satwa yang berasal dari benua Afrika. Mereka adalah tiga bayi singa (Panthera Leo) dan satu bayi jerapah (Giraffa Camelopardalis).
Ada yang unik, satu nama bayi jerapah diberi nama Corona. Alasannya sangat sederhana. Karena bayi jerapah ini lahir di tengah pandemi. Sedangkan tiga bayi singa diberi nama Abra, Caga dan Ahmad.
General Manager Taman Safari Prigen Pasuruan, Diaz Yonadie, mengatakan kelahiran keempat satwa langsung ditangani tim medis maupun keeper (perawat satwa).
“Bayi singa Abra, Caga dan Ahmad lahir dari indukan jantan bernama Frans dan betina Fina. Sedangkan bayi jerapah bernama Corona lahir dari pejantan Dhafi dan Niken,” ujar dia, Rabu (23/9/2020).
Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) status satwa singa adalah Vulnerable (rentan).
Sementara dalam data Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), singa termasuk satwa appendix I yang artinya tidak boleh diperdagangkan.
"Kami akan tetap konsisten untuk konservasi satwa apalagi khusus untuk satwa- satwa yang populasinya terancam punah," ungkap dia.
Dia menjelaskan, TSP sebagai lembaga yang fokus pada konservasi satwa, kelahiran merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam menyelamatkan dan mencegah satwa-satwa yang terancam punah.
"Meski di tengah COVID-19, kami akan tetap memegang komitmen untuk merawat satwa dan menjaga satwa agar tidak punah," urai dia
Kendati demikian, TSP tidak bisa bergerak sendiri untuk menyelamatkan satwa-satwa yang terancam punah.
TSP mengajak semua pihak untuk bisa ikut berkontribusi dan ambil bagian dalam program #akucintasatwa.
"Masyarakat yang peduli terhadap satwa bisa menyumbang segala macam bentuk pakan satwa atau berupa dana. Apapun dukungannya sangat berarti bagi keberlangsungan satwa-satwa di TSP," pungkasnya.