Jejak Pelarian Napi Asal China Kabur dari Lapas, Cai Changpan Lulusan Tentara Bisa Bertahan di Hutan

Penulis: Frida Anjani
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Napi Asal China, Cai Changpan

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM - Inilah jejak pelarian Cai Changpan, napi asal China kabur dari lapas Tangerang, Jawa Barat. 

Cai Changpan diketahui merupakan lulusan tentara China sehingga memiliki kemampuan bertahan hidup di hutan. 

Setelah beberapa hari melakukan pelarian, akhirnya Cai Changpan alias Cai Ji Fan (53) ditemukan di dalam hutan di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Cai Changpan merupakan terpidana mati kasus narkoba yang kabur.

Ternyata, pelaku sempat beribadah salat di rumah pondok di dalam hutan tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menyampaikan, Cai Changpan menjadi mualaf sejak menikahi istrinya yang merupakan penduduk asli Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

 "Cai Changpan itu sudah mualaf."

"Bahkan masuk di dalam hutan itu seperti ada rumah pondokan yang buat salat."

"Sempat di situ dia. Salat di situ," ungkap Yusri kepada wartawan, Minggu (4/10/2020) dikutip dari Warta Kota. 

Napi asal China Cai Changpan merupakan napi yang divonis mati pada tahun 2017 atas kasus narkob (Tribunnews)

Menurut Yusri, dugaan itu diperkuat setelah tim pengejaran menemukan barang Cai Changpan yang tertinggal selepas salat.

Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut barang yang tertinggal di rumah pondok tersebut.

"Ada beberapa barangnya yang tertinggal, makanya kita melakukan pengejaran," katanya.

Lebih lanjut, Yusri menyampaikan jejak pelarian Cai Changpan juga terendus oleh warga desa di sekitar hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Dari keterangan warga, pelaku juga sempat membeli makanan dan kembali masuk ke dalam hutan.

"Ada laporan dari warga karena kita ketahui tidak mungkin dia bertahan kalau tidak mencari makan di dalam hutan."

"Dan memang dia sempat keluar di salah satu desa di tempat ini untuk membeli makanan. Terus dia masuk ke dalam lagi," ucapnya.

Hingga kini, polisi telah menerjunkan tim gabungan untuk menyusuri hutan yang diduga kuat tempat pelarian Cai Changpan.

Bahkan, pihaknya juga menerjunkan tim Brimob untuk menangkap kembali pelaku.

Cai Changpan memang memiliki kemampuan bertahan hidup (survival) yang mumpuni.

Dia merupakan mantan tentara yang pernah mengikuti kemiliteran di Tiongkok.

"Dia memang adalah lulusan tentara di Tiongkok sana."

"Makanya dia belajar survival ini dari sana, karena dia mantan tentara."

"Ini yang menjadi punya kemampuan daripada si Cai Changpan ini agar bisa bertahan di dalam hutan," terang Yusri.

Apalagi, menurut Yusri, Cai Changpan juga telah mengenal betul medan hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Lokasi itu biasa digunakan sebagai arena berburu sebelum tersangkut kasus narkoba.

Sebab, lokasi hutan tersebut terletak persis di belakang rumah istri dan anaknya.

Menurut Yusri, pelaku telah hafal seluk-beluk hutan itu selama berkegiatan perburuan.

"Sebelum berurusan dengan aparat berwajib, dia sering melakukan kegiatan pemburuan di dalam hutan."

"Jadi dia menghafal hutan tersebut. Kenapa dia bisa bertahan sampai saat ini? Karena dia hafal daerah tersebut," jelasnya.

Atas dasar itu, pihaknya masih terus menyusuri hutan yang diduga kuat tempat pelarian pelaku.

Ia menyampaikan, tim pengejaran juga telah memperluas jarak pencarian hingga ke desa-desa di sekitar lokasi hutan.

"Kita sekarang memperluas lagi pencarian jejak ini di daerah Desa Babakan, Pasir Madam, dan daerah Pasar Rebo."

"Ini kita perluas tim ke sana untuk melakukan pengejaran kepada yang bersangkutan," terangnya.

Cai Changpan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.

Dengan bekal pendidikan militer di Cina, Cai disinyalir mampu bertahan hidup di dalam hutan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, saat Cai Changpan ditangkap Mabes Polri karena menyelundupkan sabu-sabu ke Indonesia pada 2017. Ia juga diketahui masuk ke dalam hutan di wilayah Sukabumi.

"Sehingga kali ini diduga ia juga masuk ke hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat."

"Sebab terakhir kali ia diketahui sempat menemui istri dan anaknya di Tenjo, Bogor," kata Yusri.

Selain itu, lanjutnya, dari keterangan warga sekitar, juga mengindikasikan Cai kabur ke dalam hutan menghindari kejaran petugas.

"Apalagi hutan di Tenjo, Bogor ini cukup luas, dan mencakup tujuh kelurahan."

"Petugas masih menyisir hutan untuk membekuk yang bersangkutan," ucap Yusri.

Ia menjelaskan, Cai Changpan diketahui pernah mengikuti pendidikan militer di Cina.

"Karena pernah mengikuti pendidikan militer di Cina, setidaknya ia tahu dasar-dasar survival atau bertahan hidup dalam hutan."

"Apalagi saat ditangkap Mabes Polri 2017 lalu, saat itu ia kabur ke dalam hutan di Sukabumi," katanya.

Karena itu, tambah Yusri, diduga kuat kali ini Cai Changpan juga kabur dan masuk ke dalam hutan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat. 

Sebelumnya diberitakan jika napii asal China bernama Cai Changpan berhasil kabur dari Lapas Tanggerang.

Cai Changpan merupakan napi yang divonis mati pada tahun 2017 atas kasus narkoba. 

Sejak saat itu Cai Changpan menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tangerang.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menduga ada keterlibatan pihak tertentu atas kaburnya Cai Changpan. 

"Ada lima tim yang bergerak mengejar yang bersangkutan dan satu tim menyelidiki penyebab kaburnya napi narkoba itu dari lapas dan melihat ada tidaknya keterlibatan pihak tertentu," katanya, Rabu (30/9/2020).

Jalur gorong-gorong akses napi asal China Cai Changpan kabur dari Lapas Tangerang (Suryamalang.com/kolase ISTIMEWA via TribunnewsBogor.com)

"Ada beberapa kejanggalan yang didapat penyidik," kata Yusri.

Berikut 4 kejanggalan napi asal China kabur dari lapas Tangerang, Jawa Barat:

1. Diketahui 11 jam setelah kabur

Anehnya, saat Cai Changpan kabur dari dalam sel tahanan tak ada penjaga lapas atau sipir yang mengetahuinya.

Petugas baru mengetahui setelah 11 jam setelah Cai Changpan kabur melalui saluran lubang yang digalinya sepanjang 20 meter.

Lubang tersebut menembus di bawah dinding sel tahanan dan keluar di gorong-gorong yang berlokasi di luar lapas.

"Di antaranya, napi itu baru ketahuan tidak ada di selnya, 11 jam kemudian, setelah ia berhasil melarikan diri atau kabur dari lapas," kata Yusri Yunus dikutip dari Warta Kota.

Pihaknya pun curiga lantaran pelaku dengan mudah bisa melarikan diri dari dalam sel tahanan

2. Dua Sift Penjaga Tidak Tahu Cai Changpan Kabur

Padahal kata dia, ada 3 shift tim petugas penjaga lapas dan pergantian shift setiap harinya. 

Setiap hari petugas memeriksa semua keberadaan napi di dalam Lapas.

"Dari pemeriksaan, petugas yang berjaga saat itu yakni shift pertama tidak mengecek keberadaan para napi dan tahanan. Petugas shift berikutnya atau yang kedua juga melakukan hal sama tidak melakukan pengecekan," kata Yusri.

Oleh petugas jaga di shift ke 3 itulah, kata Yusri, akhirnya baru diketahui napi yang bersangkutan sudah tidak ada di selnya.

"Lalu dari keterangan napi satu selnya yang WNA Singapura, menyampaikan bahwa napi narkoba itu sudah melarikan diri 11 jam lalu," ujar Yusri.

3. Penjaga Menara Tidur 

Perwira polisi berpangkat melati tiga ini juga mengatakan, kejanggalan lain dari hasil pemeriksaan penyidik adalah petugas pemantau penjaga menara mengaku sedang tidur, saat napi narkoba asal China itu kabur.

Menurutnya, jika penjaga tidak tidur, maka pelarian Cai Changpan yang lolos keluar tembok lapas lewat bawah tanah, akan dapat diketahui.

"Kemudian petugas operator yang menjaga CCTV dalam pemeriksaan juga mengaku ketiduran pada saat Cai kabur. Sehingga ia tidak melihat kaburnya Cai, yang seharusnya terpantau jelas, jika ia tak tidur," ujar Yusri.

4. Sudah 8 Bulan Menggali Lubang

Kejanggalan lain kata berdasarkan keterangan rekan satu selnya, napi narkoba itu sudah mulai melakukan penggalian di bawah kamar tahanannya sejak 8 bulan lalu.

"Alat yang dipakai menggali napi itu berasal dari peralatan para pekerja yang sedang merenovasi dapur, tak jauh dari kamar sel napi narkoba itu," kata Yusri.

"Dalam waktu selama 8 bulan, menjadi pertanyaan jika tidak ada siapapun bahkan petugas lapas, yang tahu soal penggalian itu. Jadi penyidik masih mendalaminya, karena cukup janggal jika tak ada yang tahu," katanya.

Untuk pengejaran atas napi narkoba yang kabur itu, kata Yusri, tim gabungan yang dibentuk terus bergerak di lapangan.

Hingga Rabu (30/9/2020), petugas gabungan dari kepolisian dan Kemenkumham masih memburu Cai Changpan.

Tonton juga video lengkapnya di bawah ini:

Berita Terkini