Kepala panti tempat Ervan tinggal menghubungi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sragen.
Tidak berselang lama, TKSK Sragen datang ke panti dan mengurus surat kepulangan Ervan.
Baca juga: Kisah Unik Tentang Pelatih Arema FC dan Nasi Goreng, Orang Brasil Pecinta Kuliner Pedas
Baca juga: Nekat Jaring Ikan di Tengah Sungai, Kisah Kakek Ini Berujung Tragis, Sang Cucu Tewas Diterkam Buaya
Kronologi Hilang di Jakarta
Ervan Wahyu Anjasworo menuturkan, peristiwa ini bermula ketika ia yang sedang mengembalikan game watch ke tempat persewaan itu diajak seorang pengamen untuk pulang ke rumah.
Saat itu Ervan mengaku baru berusia 5 tahun.
Kendati demikian, rupanya Evan bukan diajak pulang. Ia justru diajak mengamen.
"Saya di jalanan (mengamen) sekitar dua tahun," ujar Evan.
Luntang-lantung
Kehidupan Ervan pun luntang lantung bersama pengamen yang menghampirinya setelah mengembalikan game watch ke Solo selama sebulan.
Setelah itu, mereka kembali lagi ke Jakarta.
Meski demikian, baru sampai di Bogor, pengamen itu mengajak Ervan untuk kabur saat mendengar suara sirine milik Satpol PP.
Ketakutan kena razia Satpol PP para pengamen itu berlarian menyelamatkan diri.
Ervan justru berdiam diri di masjid.
Selanjutnya, Ervan ditemui seorang Ketua RT dan menanyakan tempat tinggal Ervan.
Karena tidak tahu tempat tinggalnya, Ervan lalu diangkat sebagai anak asuh Ketua RT itu.