Penulis : Dya Ayu , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Elias Alderete mantan striker asing Arema FC era Mario Gomez, curhat soal pengalamannya membela Arema FC pada salah satu media di Argentina.
Pemain asal Argentina itu mengaku banyak dibuat takjub selama berada di Indonesia, khususnya Kota Malang.
Sejak didatangkan pada bulan Januari bersama dengan dua pemain asing lainnya yakni, Jonathan Bauman dan Matias Malvino, Elias berpisah dengan Singo Edan pada akhir September lalu.
Elias mendapati macam-macam hal selama menjadi emain Arema FC.
Mulai dari hal positif, dan juga hal yang dinilainya negatif untuk seorang pemain sepak bola profesional.
Dikutip dari media bernama Clarin, salah satu surat kabar terbesar di Argentina, Elias menyoroti beberapa hal yang terjadi di Arema FC dan sepak bola di Tanah Air.
Elias menceritakan jika dirinya pernah melihat rekan setimnya di Arema FC merokok.
Meski merokok menjadi hal yang lumrah dilakukan di masyarakat, namun Elias menilai itu tak selayaknya dilakukan seorang atlet, karena dapat berpengaruh pada kesehatan.
Bahkan sebagian besar klub melarang pemainnya merokok.
"Saya mengharapkan sesuatu yang lain. Tapi semuanya sangat berbeda dari Argentina. Liganya tidak begitu profesional. Saya menemukan rekan satu tim saya (di Arema FC, red) makan kentang goreng dan beberapa orang merokok. Tapi saya harus mengakui bahwa saat pertandingan mereka berlari dengan luar biasa cepat," kata Elias Alderete, Rabu (4/11/2020).
Sementara itu soal penyebab ia tak ingin bertahan di Arema FC untuk waktu yang lebih lama ia menyebut karena dua rekan sejatinya yakni Matias Malvino bek asal Uruguay dan Jonathan Bauman, striker satu negaranya telah lebih dulu hengkang dari Singo Edan karena tak sepakat dengan rekontrak.
Selain itu, Mario Gomez pelatih yang merekomendasikannya gabung Arema FC, juga memilih kembali ke Borneo FC. Sehingga ia jadi pemain asing semata wayang di Arema FC kala itu.
Selain karena faktor itu, faktor beda budaya di Argentina dan Indonesia juga menjadi salah satu penyebab ia ingin kembali memperkuat klub Chacarita Juniors.
"Presiden klub menginginkan saya untuk memperpanjang kontrak saya hingga Maret tahun depan, tetapi kenyataannya di Indonesia sangat berbeda. Soal budaya sangat berbeda dengan di Argentina. "
"Dalam klub kami saat itu ada seorang pemuda Argentina dan seorang Uruguay yang akhirnya pergi terlebih dahulu. Sangat sulit bagi saya untuk tinggal sendirian di sana, jadi saya memutuskan untuk kembali," ujarnya.
Meski demikian pemain berusia 25 tahun itu mengakui jika Malang memiliki banyak pantai yang indah.
Selain pernah menikmati pantai di Malang saat latihan di pantai bersama tim, ia juga pernah berlibur di Bali sebelum kembali ke Argentina.
Hanya saja Elias mengaku tak ingin tinggal menetap di Indonesia.
"Kotanya indah, tapi semuanya muslim dan saya sulit beradaptasi. Selain itu, makanannya juga super pedas. Saya mulai hidup di hotel dan kemudian mereka memberi saya rumah. Saya menyewa mobil dan mulai berkeliling pulau. "
"Kenyataannya pantainya indah, dengan air jernih seperti kristal yang luar biasa. Senang rasanya mengenal Indonesia sebagai pengalaman, tapi saya tidak akan tinggal untuk hidup disana," jelasnya.