Berita Arema Hari Ini

Penjelasan Ruddy Widodo Terkait Pemain Arema FC yang Merokok

Penulis: Dya Ayu
Editor: Zainuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Mantan pemain Arema FC, Elias Alderete sempat mengungkap pemain Singo Edan merokok.

Elias Alderete mengungkap kondisi itu saat wawancara dengan surat kabar terbesar di Argentina.

Menurut Elias, pemain profesional sekelas klub kasta tertinggi di Indonesia tidak selayaknya melakukan hal itu.

Dia menilai sepak bola Indonesia sangat berbeda dari sepak bola Argentina, khususnya soal budaya di Indonesia.

Elias mengaku mau bekerja di Indonesia, tapi tidak ingin tinggal di Indonesia.

"Saya berharap sesuatu yang lain. Tapi semuanya sangat berbeda dari Argentina. Liganya tidak begitu profesional. Saya menemukan rekan satu tim saya makan kentang goreng dan beberapa orang merokok."

"Tapi saya mengakui bahwa mereka berlari sangat cepat saat pertandingan," kata Elias Alderete waktu itu.

Baca juga: Mantan Arema FC Elias Alderete Curhat Ke Media Argentina : Kaget Lihat Rekan Setimnya Merokok

General Manager Arema FC, Ruddy Widodo menyayangkan para pemain yang merokok.

Ruddy menilai merokok tidak mencerminkan sosok pemain profesional karena tidak baik untuk kesehatan.

"Dari segi kesehatan, itu memang tidak bagus. Aturannya memang tidak boleh karena pemain adalah olahragawan."

"Tapi bagaimana lagi. Kami tidak bisa memantau pemain selama 24 jam. Itu kembali ke masing-masing pemain. Kalau sadar sebagai pemain profesional, pemain tidak akan melakukan itu," kata Ruddy Widodo kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (25/11/2020).

Ruddy menuturkan sebenarnya manajemen tahu pemain yang merokok dan tidak disiplin.

"Kembali ke kultur Indonesia. Itu hampir mirip dengan Brasil, Colombia, dan beberapa negara lain. Beda dengan Eropa yang sangat disiplin."

"Memang beda antara orang luar negeri dan orang Indonesia, khususnya soal sepak bola. Yang penting bagi kami, dia tampil maksimal, sungguh-sungguh dan harus moncer saat main," jelasnya.

Berita Terkini