SURYAMALANG.COM | MALANG - Friksi adu pendapat sengit tersaji dalam Debat Publik Pamungkas Pilkada Malang 2020.
Calon Bupati Malang petahana Muhammad Sanusi dan Calon Bupati Malang jalur independen, Heri Cahyono, kerap terlibat perdebatan panas.
Puncak perdebatan mereka berdua begitu kontras pada debat semalam.
Friksi sengit keduanya berawal dari panelis yang menanyakan terobosan setiap Pasangan Calon (Paslon) dalam meningkatkan indeks antikorupsi masyarakat Kabupaten Malang.
Pertanyaan tersebut dijawab pertama kali oleh pasangan Heri Cahyono dan Gunadi Handoko.
"Malang Jejeg hadir karena Malang terkena tsunami korupsi. Malang Jejeg tidak akan hadir kalau tidak ada tsunami korupsi," kata Heri saat debat.
Pria yang akrab disapa Sam HC ini menyatakan, sikap antikorupsi bisa dimulai para Paslon sejak masa kampanye ini.
"Harus ada keterbukaan biaya kampanye dari Paslon satu dan dua," terang pelopor Malang Jejeg ini.
Bahkan, Sam HC menerangkan jika dirinya menduga ada kejanggalan pada dana kampanye Paslon lain.
"Jadi kami tahu berapa biaya rekomendasi (partai) dan sebagainya. Bahkan kami tidak sanggup," kata Sam HC.
Heri menegaskan, gebrakan anti korupsi diwujudkan dengan komitmen anti korupsi yang disaksikan Malang Corruption Watch (MCW).
"Kami satu-satunya pasaangan calon yang menitipkan pakta integritas ke MCW," tegas pria yang akrab disapa Sam HC ini.
Sam HC menyatakan dirinya bersama Gunadi Handoko telah menimba ilmu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kami satu-satunya pasangan calon yang menghadiri undangan ke KPK untuk pembekalan pencegahan korupsi sampai selesai," jelas pengusaha otomotif asal Kasembon ini.
Mendengar pernyataan Heri Cahyono, Sanusi sempat berang.
Sosok petahana ini sempat melayangkan protes kepada moderator debat.
"Memang susah berbicara pada orang yang tidak tahu aturan. Makanya pak Heri tak tahu aturan dan Bupati saja yang diserang," sindir Sanusi.
Terakhir, Sanusi berpesan kepada masyarakat agar memilih sosok bupati yang paham aturan.
"Masyarakat Kabupaten Malang harus jeli memilih pemimpin yang tahu aturan," pesan Sanusi.