Berita Madiun Hari Ini

Patung Merlion Madiun Banyak Dikritik Netizen, Wali Kota Madiun Maidi Sebut Alasannya Membangun

Penulis: Rahadian Bagus
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Madiun, Maidi meresmikan patung Merlion

Penulis : Rahardian Bagus, Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, MADIUN - Pemerintah Kota Madiun, baru saja meresmikan Patung Merlion ala Singapura.

Patung singa berbadan ikan ini dibangun di Jalan Pahawan atau di Jalan Perintis, tepat berada di jantung Kota Madiun.

Patung Merlion ini menuai pro dan kontra dari masyarakat.

Ada yang mengapresiasi dan memuji patung tersebut, namun ada juga yang mengrkitik Pemkot Madiun karena membangun ikon milik negara Singapura tersebut.

Sebelumnya, SURYAMALANG.COM, pada Sabtu (28/11/2020), sudah pernah meminta komentar dari Wali Kota Madiun terkait banyaknya warga yang mengkritik pembangunan patung Merlion.

Maidi mengatakan, Pemerintah Kota Madiun tidak serta merta membangun patung Merlion ini tanpa fungsi.

Menurutnya, selain mempercantik wajah Jalan Pahlawan, juga sekaligus memanfaatkan arus air yang digunakan untuk wahana arung jeram.

Ia menjelaskan, rencananya di kawasan Sumber Wangi, tepatnya di bawah patung Merlion akan dibangun wisata arung jeram.

Patung Merlion tersebut akan memanfaatkan arus sungai kecil di bawah patung, sehingga dapat menyemprotkan air.

"Ini memiliki tiga fungsi, air ini kalau hanya naik ke atas turun untuk arung jeram. Sama-sama naiknya, kita ngangkat air naik terus ngrujugnya, ngrujug untuk arung jeram, lha ngrujugnya ini ditampani  (ditampung) tempat wisata yang indah ini," katanya.

Dia mengatakan, patung Merlion tersebut nantinya akan menjadi pelengkap wahana wisata arung jeram, selain menjadi bagian dari lima ikon dunia yang dibangun di sekitar Jalan Pahlawan.

"Ini sebenarnya, patung ini hanya yang sifatnya memperlengkap. Daripada muncrat ora iso didelok (air mancur tidak bisa dilihat), muncrat ini ditampani, setelah ditampani, bawah untuk arung jeram, gitu lho. Jadi tidak semata-mata itu kekhususan. Saiki sing muncrat sing menarik apa hayo? (Sekarang air mancur yang menarik apa hayo?)," katanya.

Maidi menjelaskan, pemanfaatan air dari wahan arung jeram di Sumber Wangi tersebut sebagai ide brilian.

Sebab, daripada tidak dimanfaatkan sama sekali, lebih baik dibuat air mancur dengan patung Merlion.

Ia memilih patung Merlion yang dapat menyemprotkan air, karena menurutnya biasanya patung yang dapat menyemprotkan air hanya berbentuk ikan atau patung anak kecil.

"Nah, nek saiki iwak tombro ngebros (menyembur), kan akeh tunggale wisan, terus habis itu apa lagi neng tempat wisata, iwak to. Iwak nyemprot, nek ora bocah nguyuh. Piye, bocah nguyuh? kan saru," katanya.

Maidi juga menjawab kritik netizen yang mempertanyakan kenapa Pemkot Madiun tidak membangun ikon lokal, misalnya patung pendekar atau patung pecel.

Maidi mengatakan, di Kota Madiun sudah ada patung pendekar dan patung pecel.

"Patung Pendekar sudah ada, patung pecel sudah ada. Ini lokal. Kalau mau ingin buat patung pendekarnya masing-masing, silahkan bangun di padepokannya. Padepokan akan menjadi tempat wisata. Jadi kalau kita itu hanya mengandalkan lokal, lokal tetap akan kita angkat. Tetapi kalau lokal itu menjadi ikon, coba anda lihat, orang yang golongan menengah ke atas semuanya, pasti ingin umroh, ada Ka'bah-nya, orang pasti ada yang ingin ke Singapura, ingin ke Perancis, ingin ke Inggris, ingin ke Belanda. Yang lokal, orang lokal, pendekar sudah ada patung pendekar, patung pecel sudah ada, lengkap semuanya," jelasnya.

Ia mempersilahkan, masing-masing perguruan silat untuk membangun patung sesuai dengan keinginan di padepokannya masing-masing.

"Yang untuk padepokan, silahkam, yang diinginkan padepokan itu siapa. Kalau saya pilih klitu. Sh terate, sh winongo, tapak suci kera sakit, di depan padepokan, gambar aja patung yang tingginya 10 meter,silahkan saja," ucapnya..

Namun, untuk di fasilitas umum, misalnya di kawasan Sumber Umis dan Sumber Wangi, harus dibangun ikon yang dapat menarik wisatawan. Tidak hanya wisawatan lokal, namun juga wisatawan manca.

"Tapi yang fasilitas umum, itu harus menarik internasional, karena arah kita, wisata yang ada di Kota Madiun, paling nggak di negara asia, jujugan negara ASIA. Negara asia, lokal diangkat, tetapi yang asia ini juga diangkat, karena jujugan itu adalah negara-negara asia jujugannya itu juga ke sana," pungkasnya.

Dia mempersilahkan warga untuk memberikan masukan atau kritik, namun hendaknya kritik yang membangun.

"Masyarakat itu kalau mengkritik, coba solusinya apa, idenya apa, dia nggak punya ide, idenya mengkritik," imbuhnya.

Berita Terkini