Gua Hira hanya berukuran panjang 1,8 meter dan lebar 0,8 meter.
Di sinilah Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Muhammad bin Abdullah, satu-satunya manusia yang mendapatkan gelar Al-Amin (jujur-terpercaya) dari bangsanya itu 'menyatukan diri bersama alam'.
Beliau menempuh jelajah hening, ruang sunyi, sisi tepi, dan pusat energi yang imun dari gemerlap duniawi.
Setarikan nafas dapat engkau imajinasikan dengan 'berdiam diri di rumah kala pandemi ini.
Menyendirikan jiwa-raganya untuk menemukan kesejatian, me-nyuwung-kan jasad memendarkan ruhani menyapa Illahi dengan gerakan uzla, topo, memes rogo lan roso, bertahannuts, berkhalwat, bermeditasi mendialogkan diri kepada Yang Maha Tinggi.
Langkah ini ditempuh mengingat di luaran Gua Hira terjadi tragedi kehidupan yang mengerikan.
Manusia kehilangan martabatnya dengan bertindak mungkar, zalim dan nista.
Pembunuhan anak-anak perempuan yang baru lahir dan merendahkan derajat perempuan serta menjadikan materi (batu maupun adonan kue) sebagai sesembahan, berhala, adalah ekspresi jiwa yang sangat jahil, bodoh sebodoh-bodohnya.
Nabi Muhammad SAW terpanggil untuk mengatasi kejahiliaan jiwa ini mengingat secara fisik bangsa Quraisy amatlah maju infrastrukturnya, Makkah adalah 'metropolitan'.
Kota transkafila yang menguntungkan secara ekonomi.
Makkah memiliki sumber daya teologis sempurna dari Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS dengan Ka’bah dan Sumur Zam-zam.
Hanya saja akibat watak jahiliyah (orang cerdas tanpa hidayah) inilah yang mempertindakkan manusia menjadikan Baitullah diberi ornamen patung-patung, arca-arca yang disembah sebagai Tuhan.
Selingkup kahanan yang memerihkan hati Baginda Muhammad SAW hingga Allah SWT menjawab dengan penyampaian wahyu di 17 Ramadan, yang dalam hitungan Hijriyah, saat itu 'deklarasi utusan Tuhan': Rasulullah Muhammad SAW dalam usai 40 tahun, 6 bulan 12 hari 'dilantik' dengan skema pewahyuan Alquran Surat Al-Alaq ayat 1-5 yang amat populer.
Ornamen Ramadan
Pada lingkup itulah Allah SWT tidak membiarkan Ramadan tanpa ornamen yang mengesankan dalam menarik hati hamba-hambanya yang beriman.
Puasa sendiri adalah periodesasi spesial yang hanya diperuntukkan bagi orang-orang beriman dan atas itulah Tuhan menyediakan bonus yang supermewah berupa malam Lailatul Qadar.