Ramadan 2021
Dr Hj Udji Asiyah,
Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan, Remaja dan Keluarga MUI Jatim
SURYAMALANG.COM - Kehidupan dunia adalah keindahan dan kenikmatan bagi orang-orang yang beriman.
Dunia diciptakan Allah dengan nyaman, penuh ketertiban, dan Dia yang Maha Perkasa mengurus semua makhluk-Nya.
Tanpa kantuk dan tidur.
Sebenarnya manusia hidup di dunia semata-mata karena dari rahmat Allah.
Kemudian ia meninggalkan dunia juga dengan rahmat Allah.
Melalui dunia ini kita bisa bersujud kepada-Nya, menyenangi aturan-aturan-Nya dan berkonstribusi mengajarkan kebenaran ajaran-Nya.
Bahkan, Allah sudah siapkan surga yang supermewah untuk hamba-Nya yang memiliki prestasi amaliah dengan orientasi hanya kepada-Nya.
Reputasi amaliah manusia di dunia ini dijadikan Allah sebagai penilaian siapa dari hamba-Nya yang berhak menerima anugerah istimewa itu.
Dengan demikian dunia akan menjadi sangat indah dan lebih bermakna jika dijadikan sarana bersujud kepada-Nya dan beramal hanya untuk Allah, sebagaimana firman-Nya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat (51):56).
Sudah banyak bukti dalam sejarah manusia, jiwa akan terasa gersang jika hanya berorientasi dunia tanpa terisi nilai spiritualitas keilahian.
Lihat saja sejarah Ramses II (Fira’un) yang terlena dengan kemewahan dan kekuasaan sehingga membuatnya semakin congkak dan penuh kesombongan, sampai menganggap dirinya sebagai Tuhan.
Demikian juga dengan Qarun yang merasa berhasil mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sehingga membuatnya semakin arogan.
Allah sudah mengingatkan dalam firman-Nya bahwa: "Kehidupan dunia hanyalah
kesenangan yang menipu". (QS. Ali Imran (3): 185).
“Katakanlah: “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”. (QS. An-Nisaa’ (4) : 77).