Berita Lumajang Hari Ini

Setahun Tak Ada Pembangunan dari Pemda, Warga Lumajang Bangun Sendiri Jembatan Putus Pakai Bambu

Penulis: Tony Hermawan
Editor: isy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga bahu-membahu membangun ulang jembatan putus di Desa Lempeni Lumajang penghubung Dusun Kebonan antara Dusun Kalipancing putus.

Berita Lumajang Hari Ini
Reporter: Tony Hermawan
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | LUMAJANG - Setahun sudah jembatan di Desa Lempeni penghubung Dusun Kebonan antara Dusun Kalipancing putus.

Saat itu, jembatan tersebut rusak akibat tanah longsor.

Kini jembatan tersebut telah kembali dibangun.

Sayang, bangunannya tak sekokoh dulu.

Maklum saja, warga hanya membangun ulang jembatan secara swadaya menggunakan material bambu.

Dulu sebelum putus, jembatan itu dapat dilewati motor roda tiga.

Sepeda motor juga bisa lewat simpangan.

Namun sekarang, jembatan hanya bisa dilewati satu motor.

Itu pun harus pelan-pelan untuk memastikan jembatan aman.

Rochmat warga sekitar mengaku, bangunan jembatan darurat itu sedikit membantu masyarakat desa.

Pasalnya, setelah jembatan itu putus aktifitas warga menjadi terhambat.

Padahal jembatan tersebut menjadi akses vital masyarakat desa melakukan aktivitas sehari-hari.

"Ini dibangun lagi sekitar 5 harian. Kalau sebelum itu warga gak bisa lewat harus muter lewat jalan raya," katanya.

Mashuri Carik Desa Lempeni mengatakan, dulu sebelum jembatan tersebut ambrol, bibir sungai terjadi longsor.

Waktu itu, pihaknya mengadukan kejadian tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang setempat, agar sungai segera dilakukan normalisasi.

Sayangnya, dinas tersebut kurang merespon aduan. Pihak desa malah mendapat jawaban akan ditangani jika sudah rusak parah.

"Bilangnya dulu, kalau rusak-rusak kecil gak ada anggarannya. Katanya nanggung," ujar Mashuri.

Sampai akhirnya musim hujan tahun lalu, sungai tersebut dilanda banjir.

Longsor pun merembet pada pondasi jembatan.

Lantaran material bagunan tak kuat menahan terjangan air yang meluap, jembatan tersebut putus.

Pasca jembatan itu putus, kata Mashuri, pihak desa kembali mendatangi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Namun, sampai setahun jembatan tersebut tidak dilakukan penanganan.

Warga pun memutuskan membangun jembatan secara swadaya menggunakan material bambu.

"Kalau dari Dinas Pengairan katanya mau diajukan ke Provinsi Jawa Timur dulu. Ya semoga saja, bisa setelah warga membangun ulang secara mandiri jadi ada respon dibangun secara permanen," pungkasnya.

Berita Terkini