SURYAMALANG.COM, MALANG - Ratusan lampion bergoyang tertiup angin saat memasuki halaman Kelenteng En An Kiong, Jalan Martadinata, Kota Malang, Rabu (26/1/2022).
Semerbak wangi bau dupa menyambut pengunjung yang datang.
Bau harum berasal dari asap dupa yang dibakar umat Tri Dharma (Konghucu, Buddha dan Tao) yang sedang melaksanakan sembahyang Sung Shen.
Sembahyang yang digelar satu minggu sebelum tahun baru Tiongkok atau Imlek ini bertujuan menghantar dewa dan dewi pergi ke langit.
Wakil Ketua Yayasan En An Kiong Kota Malang, Herman Subianto (72) mengatakan sembahyang ini merupakan sembahyang terakhir sebelum Imlek.
"Satu minggu sebelum Imlek, kami melakukan sembahyang terakhir. Hari ini tanggal 24 bulan 12 Imlek, kami menggelar sembahyang Sung Shen untuk menghantar dewa ke langit, ke tempat Tuhan Yang Maha Esa untuk melaporkan amal perbuataan manusia selama satu tahun terakhir," jelasnya.
Setelah pelaksanaan sembahyang pada 18 altra yang terdapat di kelenteng. Pengurus mulai membersihkan altar dan patung dewa utama.
"Dilanjutkan dengan pembersihan altar dan patung dewa utama lalu semua altar. Patung diturunkan lalu dibersihkan dan dimandikan dengan air kembang," kata Herman kepada SURYAMALANG.COM.
Sembahyang Sung Shen ini diikuti sekitar 40 orang yang terdiri dari Pengurus Kelenteng serta tokoh umah Tri Dharma.
Tidak Ada Perayaan Imlek
Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 1 Februari 2022 dalam masa Pandemi Covid-19 membuat pengurus kelenteng meniadakan perayaaan Imlek.
Sebuah spanduk yang bertuliskan tidak ada pembagian lontong cap go meh dan pertunjukan barongsai juga telah dipasang.
"Hanya sembahyang saja nanti saat Imlek, dan sembahyang penutupan tahun baru Imlek. Biasanya saat itu ada makan bersama lontong cap go meh yang diikuti ribuan masyarakat."
"Namun, untuk nanti hanya untuk umat Tri Dharma yang sembahyang saja. Pertunjukan barongsai dan wayang potehi yang biasa ada juga tidak digelar karena masih pandemi," kata pria yang juga menjabat Ketua Agama di Kelenteng En An Kiong itu.