SURYAMALANG.COM , LUMAJANG - Fenomena embun es di dedaunan saat ini bisa ditemui di desa Ranupane, yang berada di kaki gunung Semeru.
Fenomena embun es di dedaunan di masa perubahan iklim ini jadi daya tarik wisata atau magnet wisata tersendiri.
Dalam seminggu terakhir Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Lumajang, terkurung suhu dingin.
Suhu udara saat malam bisa mencapai 7 derajat celcius.
Akibatnya, ketika pagi embun es muncul di dedaunan.
Kemunculan embun es ini menandai bahwa iklim cuaca sekarang sudah mulai memasuki musim kemarau.
Orang lokal di Ranupane biasa menyebut kemunculan embun es dengan bun upas.
Hermanto salah seorang warga Ranupane mengatakan, embun es umumnya selalu terjadi setiap kali usai musim pancaroba.
Musim kemarau kerap kali membuat suhu udara malam hari cukup ekstrem. Angkanya bisa sampai nol derajat bahkan minus.
Jika pagi tidak ada kabut, embun es pasti akan muncul di atas dedaunan.
"Itu kalau sudah terjadi dinginnya rasanya sampai menusuk tulang. Pakai jaket rangkap tiga dinginnya masih tembus di badan," kata Hermanto.
Hermanto menjelaskan, embun es setiap tahun akan muncul antara bulan Juli, Agustus, hingga September.
Embun es akan lebih sering muncul pada Agustus.
Suhu udara saat siang akan lebih panas. Sedangkan ketika malam suhu udara akan lebih rendah ketimbang musim penghujan.