Ada sekitar 20 Aremania yang dibawa masuk ke dalam ruang ganti pemain.
Kondisi Aremania itu bermacam-macam, ada yang masih hidup dan sudah meninggal dunia.
Bahkan ada juga Aremania yang harus meninggal di pelukan pemain.
Adam Alis juga menyebut ada dua permintaan khusus dari Aremania ketika di ruang ganti pemain.
Aremania meminta air dan oksigen karena perih dengan gas air mata.
Sontak para pemain Arema FC langsung memberi bantuan tersebut demi meringankan luka Aremania.
"Beberapa suporter yang masuk ke ruang pemain dalam kondisi tidak baik-baik saja."
"Mereka meminta air dan oksigen," ucap Adam Alis.
Akibat tragedi itu sebanyak 125 Aremania meninggal dan sekaligus jadi tragedi terbesar kedua di dunia kasus meninggalnya banyak suporter dalam sepak bola.
Arema FC langsung mendapatkan hukuman larangan bermain di Malang dan tanpa penonton selama satu musim.
Tidak cuma itu, Arema FC juga masih terancam sanksi lain yang lebih berat.
Tragedi itu juga jadi pukulan berat untuk para pemain dan manajemen Arema FC termasuk Gilang Widya Pramana selaku Presiden Klub.
Gilang menangis saat memberi keterangan soal tragedi Arema vs Persebaya.
Presiden Arema FC itu tidak menyangka insiden Arema vs Persebaya menewaskan 125 orang.
“Kami sangat shock, dan sangat sedih. Kami tidak bisa berkata-kata. Kenapa bisa sampai ratusan korban. Kami sangat berkabung dan berduka sedalam-dalamnya,” kata Gilang kepada SURYAMALANG.COM, Senin (3/10/2022).