SURYAMALANG.COM, MALANG - Terungkap aksi Aremania pada salah satu pemain Arema FC, Adilson Maringa menjadi salah satu pemicu tragedi Arema Vs Persebaya.
Seperti diketahui laga Arema Vs Persebaya di pertandingan Derby Jatim pada Sabtu (1/10/2022) kemarin berubah menjadi tragedi.
Pasalnya sebanyak 125 orang meninggal dunia dan ratusan orang mengalami luka-luka usai laga yang berlangsung di stadion Kanjuruhan Malang.
Lantas apa yang memicu tragedi Arema vs Persebaya?
Disebutkan polisi bawah salah satu faktor yang memicu tragedi adalah masuknya suporter Arema FC yaitu Aremania ke dalam lapangan.
Bahkan ramai di sosial media, sempat ada oknum Aremania yang memukul pemain Arema FC, yaitu Kiper Adilson Maringa.
Tiphaine Poulon yang diduga kekasih Kiper Arema FC Adilson Maringa melalui sosial media pribadinya, memberikan kesaksian atas pemukulan tersebut.
Tiphaine Poulon mengatakan Kiper Adilson Maringa mendapat pukulan dan makian.
Kejadian bermula saat kekasihnya Adilson Maringa mau meminta maaf kepada suporter karena kalah 2-3 oleh Persebaya Surabaya.
Saat itu, tim sudah mulai mundur masuk ke ruang ganti pemain. Namun, kiper andalan Arema FC Adilson Maringa tertinggal.
Tiba-tiba ada dua tiga orang Aremania mau memeluk Adilson Maringa.
Menurut kesaksian Tiphaine terdapat sejumlah orang yang masuk lapangan dan menghampiri sang kekasih.
Tampak sekitar 20 orang yang berjalam menuju kiper Arema FC, Adilson Maringa.
Tak hanya menghampiri diduga Adilson Maringa juga terkena pukul di bagian perutnya oleh salah satu pria yang menghampirinya.
Saat itu juga, Adilson Maringa dimaki dengan kata kotor.
Padahal kata Tiphaine Poulon, tadinya Adilson Maringa hendak memeluk balik fansnya namun hal itu terhalang oleh sejumah pria yang mengadangnya.
Adilson Maringa kemudian diselamatkan oleh kepolisian dan berhasil masuk ke ruang ganti pemain.
Seperti dilansir dari Warta Kota: Kesaksian Kekasih Kiper Arema FC, Adilson Maringa Dihajar Diperut oleh Aremania yang Kecewa Kalah
Sebelumnya, Adam Alis menceritakan tentang dirinya yang menjadi saksi mata Aremania meninggal di pelukan pemain.
Situasi mengerikan itu membuat Adam Alis syok karena kerusuhan setelah laga berlangsung begitu cepat.
Satu per satu korban akibat tragedi Arema Vs Persebaya berjatuhan dari luka-luka hingga meninggal dunia.
Pertandingan yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut sejatinya digelar tanpa suporter lawan dan hanya ditonton oleh Aremania.
Arema FC yang menjamu Persebaya di pekan 11 Liga 1, Sabtu (1/10/2022) menelan kekalahan dengan skor akhir 2-3.
Seusai peluit tanda pertandingan berakhir ditiup, para pemain Persebaya langsung berlari masuk ke ruang ganti.
Sementara para pemain Arema FC tetap berada di tengah lapangan sambil minta maaf kepada Aremania.
Tidak berselang lama, ada beberapa Aremania yang masuk ke dalam lapangan untuk memberi kritik dan semangat kepada pemain-pemain Arema FC.
Aksi itu mengundang banyak lagi Aremania yang turun ke lapangan sehingga membuat suasana tidak terkendali.
Melihat aksi itu kepolisian langsung memukul mundur Aremania agar kembali ke tribune penonton.
Apa yang dilakukan aparat sepertinya sia-sia hingga langsung melepaskan gas air mata ke Aremania termasuk ke arah tribune penonton.
Aremania yang berada di tribune penonton langsung panik dan berdesak-desakan untuk segera keluar dari Stadion.
Sementara Aremania yang berada di lapangan juga memanas hingga berusaha mencari pertolongan termasuk ke beberapa pemain Arema FC.
Adam Alis yang kala itu sedang berada di ruang ganti kaget melihat situasi di luar dan mengaku jika kejadian itu sangat cepat.
"Masih teringat di pikiran pemain sampai sekarang. Semua melihatnya di dalam ruangan dan suasana begitu mengerikan," kata Adam Alis dikutip dari BolaSport grup Suryamalang Senin, (3/10/2022).
Ada sekitar 20 Aremania yang dibawa masuk ke dalam ruang ganti pemain.
Kondisi Aremania itu bermacam-macam, ada yang masih hidup dan sudah meninggal dunia.
Bahkan ada juga Aremania yang harus meninggal di pelukan pemain.
Adam Alis juga menyebut ada dua permintaan khusus dari Aremania ketika di ruang ganti pemain.
Aremania meminta air dan oksigen karena perih dengan gas air mata.
Sontak para pemain Arema FC langsung memberi bantuan tersebut demi meringankan luka Aremania.
"Beberapa suporter yang masuk ke ruang pemain dalam kondisi tidak baik-baik saja."
"Mereka meminta air dan oksigen," ucap Adam Alis.
Akibat tragedi itu sebanyak 125 Aremania meninggal dan sekaligus jadi tragedi terbesar kedua di dunia kasus meninggalnya banyak suporter dalam sepak bola.
Arema FC langsung mendapatkan hukuman larangan bermain di Malang dan tanpa penonton selama satu musim.
Artikel BolaSport 'Ada yang Sudah Meninggal, Aremania Sempat Minta Dua Permintaan Kepada Pemain Arema FC di Ruang Ganti'.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com.