Berita Malang Hari Ini

Sambut Hari Disabilitas Internasional, Ngalup Co Ajak Masyarakat Belajar Bahasa Isyarat

Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: rahadian bagus priambodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat praktik bahasa isyarat Bisindo di Ngalup Co, Rabu (30/11/2022).Kegiatan ini untuk menyemarakkan Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2022.

SURYAMALANG.COM|MALANG-Ngalup Co mengadakan kegiatan untuk Hari Disabilitas Internasional yang dirayakan setiap 3 Desember.

Masyarakat diajak belajar bahasa insyarat Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) di sebuah ruangan di kantor Ngalup Co di Jl Simpang Wilis Kota Malang.

Kali ini Ngalup Co berkolaborasi dengan Difalink dan Akar Tuli. 

Yang menarik, di acara ini adalah ada praktik langsung belajar bahasa isyarat pada peserta bersama tutor.

Saat belajar huruf A hingga Z, di layar juga diberi contohnya sekaligus praktik bersama langsung. Saukin Muhammad Community Manager Beon Intermedia menjelaskan alasan membuat kegiatan ini.

"Selain menyambut Hari Disabilitas Internasional, Ngalup Co pada November ini kedatangan teman magang dari disabilitas. Teman-teman industri sudah mulai aware dengan warga disabilitas," kata Saukin pada wartawan di sela acara.

Maka cara termudah untuk itu, dibuatlah Bisindo Class meski hanya sehari. 

"Setidaknya jika bisa bahasa isyarat dasar, maka akan membantu komunikasi dengan warga disabilitas khususnya tuli," jawabnya.

Peserta yang ikut dari masyarakat juga mahasiswa dan dari industri. Agar lebih meluas, maka acaranya diselenggarakan secara hibrid. Sehingga makin banyak orang yang mengaksesnya.

Seorang peserta, Ananda Kusuma Wardani, kelas 12 SMK Telkom Malang.

"Saya tertarik mengikuti pelatihan ini karena banyak orang yang masih kesulitan komunikasi langsung dengan orang disabilitas. Saya punya teman disabilitas. Karena tak bisa bahasa isyarat, maka untuk komunikasinya, saya menulis atau mengetik," jawabnya.

Meski belajar hanya beberapa jam, namun ia jadi tahu banyak hal. Misalkan setiap arah gerakan beda arti. Maka harus benar-benar paham dan teliti memberikan bahasa isyarat.

"Itu tantangannya," jawab Ananda.

Di acara itu juga disebutkan tentang penyebab ketulian. Antara lain karena genetik, terlalu sering mendengarkan suara keras dan penyakit lainnya. Sylvianita Widyawati

Berita Terkini