Erupsi Gunung Semeru

Kondisi Gunung Semeru Pasca Erupsi: Suhu Material Vulkanis Capai 800 Derajat, Gunung Bromo Waspada

Penulis: Frida Anjani
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Gunung Semeru (KIRI) dan Gunung Bromo (KANAN)

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Beginilah update kondisi Gunung Semeru pasca erupsi sejak Minggu (4/12/2022) kemarin. 

Diketahui kini suhu timbunan material vulkanis pasca erupsi Gunung Semeru mencapai 800 derajat. 

Selain itu, status Gunung Bromo waspada meski tidak terdampak erupsi Gunung Semeru. 

Simak rangkuman selengkapnya dari laporan wartawan di lapangan: 

1. Suhu Timbunan Material Vulkanis Gunung Semeru Capai 800 Derajat

Hujan abu akibat letusan atau erupsi Gunung Semeru dalam artikel kondisi korban erupsi Gunung Semeru (SURYAMALANG.COM/Tangkapan Layar YouTube Surya.co.id)

BPBD Kabupaten Lumajang mencatat suhu timbunan material vulkanis erupsi Gunung Semeru mencapai 800 derajat celcius.

Pantauan di lokasi kepulan asap dan uap di timbunan material vulkanis tersebut masih mengepul hingga kini, Senin (5/12/2022).

"Suhu awal saat erupsi terjadi sebesar 800 derajat celcius. Kemudian setelah berproses hingga kini masih di atas 200 celcius untuk timbunan material vulkanis yang di bawah," ujar Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi ketika dikonfirmasi.

Kata Patria, suhu material vulkanis tersebut bisa bertahan cukup lama tergantung pada kedalaman material dan cuaca.

"Pengalaman erupsi tahun kemarin bahkan bisa sampai berbulan-bulan untuk ketinggian material yang mencapai 5 meter," bebernya.

Sementara itu, hingga kini BPBD Kabupaten Lumajang mencatat terdapat 2 fasilitas umum jembatan yang rusak akibat erupsi Semeru.

"Untuk kerusakan fasilitas umum, terdapat 2 jembatan rusak. Yakni Jembatan Gladak permananen dan jembatan alternatif yang berada di Dusun Kajar Kuning,"

"Sementara untuk kerusakan rumah, memang sejumlah rumah sudah rusak sejak awal erupsi Semeru menerjang pada Desember 2021," jelasnya.

Terakhir, Patria membeberkan jika kondisi jembatan Gladak Perak Gantung masih utuh namun warga dilarang melintasi jalur tersebut.

"Berdasarkan assement pagi tadi jembatan gantung Gladak Perak masih utuh namun karena statusnya masih awas jadi jalur masih tutup dan tidak bisa dilewati oleh warga," tutupnya.

2. Gunung Bromo Status Waspada Meski Tidak Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Gunung Bromo berstatus Waspada atau Level II, tak terdampak erupsi Gunung Semeru, Senin (5/12/2022). (danendra kusuma)

Kawasan Gunung Bromo dipastikan tak terdampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi, Minggu (4/12/2022) sekira pukul 02.46 WIB. 

Aktivitas wisata Gunung Bromo dan warga Tengger, utamanya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, pun berjalan normal.

Sebagai informasi, Gunung Semeru dan Gunung Bromo sama-sama masuk wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) atau berjarak 30-50 km. 

Staff Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Budi Marwanto mengatakan tidak ada dampak yang ditimbulkan pasca erupsi Gunung Semeru. 

Pihaknya tak mendeteksi adanya hujan abu vulkanik Gunung Semeru yang turun di kawasan Gunung Bromo. 

Meski saat erupsi kemarin, Gunung Semeru dilaporkan memuntahkan awan panas guguran (APG) sejauh 7 km.

"Tidak ada dampak yang ditimbulkan erupsi Gunung Semeru di kawasan Gunung Bromo," katanya, Senin (5/12/2022). 

Budi menyebut peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru, kemarin, tak berimbas ke Gunung Bromo. 

Gunung Bromo masih dalam status Waspada atau Level II. 

Selain itu, seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, mencatat gempa tremor kecil menerus dengan amplitudo maksimal 0,5 hingga 1 milimeter, dominan 0, 5 milimeter pada gunung setinggi 2.328 mdpl itu. 

"Erupsi Gunung Semeru tidak berdampak pada aktivitas vulkanik Gunung Bromo. Gunung Bromo berstatus Waspada atau level II. Kendati demikian, sesuai rekomendasi, masyarakat dan wisatawan diimbau tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah Gunung Bromo," paparnya. 

Sementara, karena tidak ada dampak berarti, wisatawan Gunung Bromo dan warga Tengger tetap melakukan aktivitas seperti sedia kala. 

Sejumlah wisatawan tampak menikmati pesona keindahan panorama alam Gunung Bromo sekaligus mengabadikannya lewat kamera ponsel. 

Sedang, beberapa warga Tengger sibuk bercocok tanam di ladang. 

Wisatawan asal Bali, Gede Suryawan (25) menjelaskan, dirinya sengaja datang ke Gunung Bromo karena penasaran dengan keelokan lanskapnya. 

Ia berangkat langsung dari Bali, hari ini, sekira pukul 02.00 WIB. 

Dia berangkat bersama tiga koleganya mengendarai motor. 

"Saya tiba di Gunung Bromo pukul 09.30 WIB. Rasa penasaran saya terbayar tuntas. Saya takjub dengan keindahan Gunung Bromo," terangnya. 

Warga Tengger yang berdomisili di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Ngatemi (45) menyebut ia tak merasakan dampak erupsi Gunung Semeru. 

Oleh sebab itu, kegiatan menanam kentang di ladang tetap dilakukannya. 

"Tidak ada dampak dari erupsi Gunung Semeru yang saya rasakan. Sehingga, saya tetap bercocok tanam," pungkasnya. (nen) 

(SURYAMALANG.COM/Mohammad Erwin/Danendra Kusuma)

 

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Berita Terkini