Travelling

Ngopi Sambil Nostalgia Suasana Tempo Doeloe di All About Koffie By Kawisari, Kota Malang

Editor: Zainuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

All About Koffie By Kawisari, merupakan sebuah cafe bernuansa vintage yang menyajikan kopi yang berasal dari perkebunan kopi Kawisari Tugu Hotel dengan kualitas terbaik yang didirikan sejak tahun 1870.

SURYAMALANG.COM, MALANG – Anda akan merasakan suasana tempo doeloe saat datang ke All About Koffie By Kawisari di Jalan Jenderal Basuki Rahmat nomor 49, Kota Malang.

Para pelayan kafe menggunakan caping saat mengantar dan menerima pesanan.

Media Relation Hotel Tugu Malang, Budi Sesario mengatakan caping merupakan budaya masyarakat Jawa yang mulai ditinggalkan.

Penggunaan caping di kafe tersebut untuk mengingatkan dan memperkenalkan kembali caping yang menjadi ciri khas karakteristik budaya Indonesia.

"Biasanya petani kopi menggunakan caping saat sedang memanen kopi. Kami ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki caping yang merupakan ciri khas dari Jatim,” tutur Budi kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (7/12/2022).

Hotel Tugu mendirikan pada 1 Juli 2022. Budi mengungkapkan ide membangun Koffie by Kawisari karena budaya ngopi di Malang berkembang pesat.

Pihaknya sengaja memilih mendirikan Koffie by Kawisari berdiri di kawasan Kayutangan Heritage. Menurutnya, bangunan Koffie by Kawisari mengingatkan pembeli untuk bernostalgia pada zaman tempo doeloe.

Dahulu bangunan tersebut merupakan bekas salon Madame Fung di berdiri pada tahun 1935. Pihaknya sengaja tidak mengubah desain interior di bangunan tersebut.

Ada foto Salon Madame Fung yang masih berwarna hitam putih, dan alat steamer rambut peninggalan salon Madame Fung.

Berada di lokasi strategis membuat Koffie by Kawisari mendapat banyak kunjungan dari berbagai macam kalangan.

Menu favorit pembeli adalah cocoa latte, cascara tea (kulit buah kopi yang diolah menjadi minuman teh), es shanghai, dan sebagainya.

Menu minuman khas di Koffie by Kawisari adalah teh daun kopi. Ide menciptakan teh daun kopi ini bermula dari keinginan mengurangi limbah sampah proses pembuatan kopi.

Semua bagian kopi dimanfaatkan mulai dari biji, dan daun agar nantinya tidak terbuang-sia-sia.

Pengunjung juga bisa menikmati menu makanan di kafe tersebut. Menu makanan favorit pembeli adalah nasi biru tongkol pete balado.

“Kami menggunakan pewarna makanan alami, dan tidak ada pewarna buatan,” ujar Budi.(Septyana Cahyani Eka Saputri)

Berita Terkini