SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengimbau masyarakat waspada saat mudik. Terutama, memastikan kondisi rumah aman saat ditinggalkan ke kampung halaman.
Satu di antara potensi yang harus diwaspadai warga adalah bahaya arus pendek. Apabila hal ini tak diantisipasi, bisa menyebabkan kebakaran besar.
“Yang perlu dicermati kalau mudik, sebaiknya lampu utama (rumah) saja yang dinyalakan. (Alat listrik lainnya) jangan hanya dimatikan saja, tapi kalau bisa dicabut kabelnya,” kata tersebut Kepala DPKP Kota Surabaya, Dedik Irianto saat ditemui ditemui di Surabaya (Minggu, 16/4/2023).
Dedik mencontohkan berbagai peralatan yang bisa memicu tegangan arus pendek. Misalnya, kabel atau peralatan elektronik seperti kipas, kabel rol, dan sebagainya dilepas agar tidak terjadi korsleting listrik.
Sumber listrik yang menjangkau masing-masing peralatan harus dipastikan terputus. “Kalau ditinggal lama sebaiknya dilepas saja, jangan hanya di-off-kan saja,” saran Dedik.
Selain peralatan listrik, regulator tabung LPG juga harus dipastikan dilepas. Apabila ditinggalkan dalam waktu lama, langkah ini juga sebagai antisipasi terhadap kebakaran.
Pun dengan saat perjalanan, pemilik harus memastikan kendaraan yang digunakan dalam kondisi prima. Seluruh fasilitas penunjang juga disiapkan untuk menghadapi berbagai potensi masalah di jalan.
Misalnya, dengan melengkapi Alat Pemadam Api Ringan (Apar) bagi yang menggunakan roda empat. “Ketersediaan apar di dalam mobil itu kesadaran masing-masing pemiliknya, kalau sadar akan keselamatan, pasti pemilik mobil akan menyediakan itu,” tuturnya.
Tak kalah penting, Dedik mengimbau masyarakat untuk saling menjaga keamanan. Terutama, bagi warga yang tak mudik untuk saling gotong royong.
"Jangan sampai lupa berkoordinasi dengan tetangganya yang tidak mudik. Sehingga, saling menjaga dan waspada bahaya kebakaran,” katanya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak masyarakat untuk gotong royong menjaga kampung saat sebagian warga mudik. Bukan hanya mengantisipasi kebakaran, namun juga potensi kejahatan lainnya.
"Kalau di surabaya itu sudah lama (budaya saling menjaga). Kalau pulang dari rumahnya, warga akan titip ke RW-nya. Karena setiap RW itu ada bagian (warga) yang tidak pulang. Mereka ikut menjaga," kata Wali Kota Eri dikonfirmasi terpisah.
Pemkot juga akan menerjunkan petugas untuk patroli keamanan bersama kepolisian. "RW juga akan menyampaikan ke kelurahan. Sebab, ada patroli dengan teman Satpol PP, anggotanya sudah kita jalankan," katanya.
Dengan saling menjaga, warga yang pulang ke kampung halaman bisa tetap tenang. Warga Surabaya pun bisa merayakan Idul Fitri dengan baik.
"Kalau kita mau pulang, kita lapor ke RW-nya. RW mendata rumah yang kosong. Kepolisian dan Satpol PP akan berputar-putar terus wilayah-wilayah untuk koordinasi yang tidak pulang," katanya.
Bukan hanya warga yang melapor, ia juga meminta masing-masing RW mendata warganya yang mudik. "Dari awal sudah kita sampaikan. Jadi masing-masing, jjogo kampung mandiri. Kita berputar (patroli) di masing-masing RW. RW memastikan keamanan masing-masing rumah," kata Cak Eri.