SURYAMALANG.COM - Para kelompok suporter pendukung klub sepak bola Tanaha Air, termasuk suporter Arema FC, Aremania, Suporter Persebaya, Bobotoh, The Jakmania dan yang lain perlu mengetahui wacana baru sanksi bagi klub jika suporter berulah.
Bentuk sanksi bagi klub peserta Liga 1 jika suporter berulah saat pertandingan bisa bertambah di musim 2023 ini.
Wacana terbaru, akan ada sanksi berupa pengurangan poin bagi klub jika suporternya terlibat kerusuhan saat pertandingan.
Baca juga: Dilema Home Base Arema FC untuk Liga 1 2023, Proses Ajukan Stadion Gajayana Belum Tuntas
Wacana sanksi berupa pengurangan poin klub jika terjadi kerusuhan suporter itu disampaikan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Ketum PSSI Erick Thohir mengusulkan ada sanksi pengurangan poin jika ada kerusuhan yang terjadi saat pertandingan.
Dia sudah menyampaikan usulan ini ke PT LIB selaku operator liga dan Exco PSSI.
Erick menjelaskan jika sanksi pengurangan poin jadi opsi paling ampuh.
Pasalnya, kerusuhan yang dilakukan suporter berdampak langsung kepada klub.
Diharapkan mereka jadi lebih menahan diri karena klub akan mendapatkan kerugian jika mereka melakukan aksi tersebut.
"Tapi kalau ada problem lain seperti kemarin kembali kita kurangi poin saja."
"Supaya apa? Klub dan suporter merasa punya tanggung jawab yang sama. Kan kalau klubnya kurang poin, rugi," ujarnya.
Pengurangan poin ini juga berkaca dari Liga Italia.
Juventus beberapa waktu lalu dipastikan bersalah setelah melanggar aturan administrasi.
Hasilnya, mereka mendapatkan pengurangan poin.
Usul ini juga mendapatkan respon postif dari beberapa klub agar semua pihak mendapatkan tanggung jawab.
"Seperti kemarin Juventus, karena masalah administrasi, Juventus kemarin pengurangan poin 15 poin karena ada administrasi yang disalahgunakan dimana ada sistem acounting, pajak, dan lain-lain. Itu 15 poin hukumannya."
"Artinya apa? Bisa kita melakukan sesuatu yang berbeda asal ada kesepakatan. Beberapa klub saya telepon mereka bilang tertarik. Kenapa? Ini biar punya tanggung jawab sama-sama."
"Pihak keamanan punya tanggung jawab, klub punya tanggung jawab, sahabat-sahabat suporter harus jadi bagian," urainya.
Terkait pengurangan poin ini masih dikomunikasikan dengan pihak-pihak terkait.
Sehingga, ini belum keputusan final dan belum pasti digunakan untuk Liga 1 musim depan.
"Jangan-jangan tidak semua suporter,. Itu kan ada oknumnya. Kita harus saling jaga. Kasihan kalau suporter sudah mati-matian membela timnya."
"Tiba-tiba ada hal-hal yang tidak diinginkan, kan kalau poinnya dikurangi jadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh supporter."
"Ini salah satunya, belum jadi keputusan," ujarnya.
Baca juga: Bursa Transfer Arema FC, Abel Camara Terdepak dari Kandang Singo Edan, Coach Gethuk Gabung Persela?
Seperti diketahui, kerusuhan suporter di pertandingan Liga 1 Indonesia seakan tak pernah terhenti.
Meski sepak bola Indonesia baru dilanda Tragedi besar yang menewaskan 135 suporter yakni Tragedi Kanjuruhan pada 1 OKtober 2022, tetap saja masih terjadi kerusuhan ketika Liga dilanjutkan,
Seolah tak mau berkaca dari Tragedi Kanjuruhan dua kelompok suporter yang sebelumnya menyatakan bersatu pasca Tragedi Kanjuruhan justru kembali berulah dan melupakan ikrar kebersamaan.
jelang berakhirnya Liga 1 2022/2023 beberapa kerusuhan di stadion, bahkan di tribun justru marak terjadi.
Paling jadi sorotan adalah saat pertadingan antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman di mana terjadi keributan antara suporter pendukung PSIS Semarang dengan polisi.
Laga Liga 1 antara PSIS Semarang melawan PSS Sleman yang digelar di Stadion Jatidiri Semarang pada Minggu (2/4) malam juga diwarnai keributan.
Dua kubu suporter terlibat saling lempar sehingga mempengaruhi suasana pertandingan yang berakhir dengan kemenangan PSIS Semarang dengan skor 5-2.
Kerusuhan kembali terjadi di dalam stadion saat lag Persib Bandung Vs Persis Solo , 4 April 2023.
Suporter Persib Bandung kembali berulah di laga pamungkas melawan Persikabo pada 15 April 2023. Di laga ini para suporter menyalakan flare di dalam stadion, bukan satu-dua flare , tapi puluhan bahkan mungkinratusan flare menyala di dalam stadion hingga akhirnya laga diakhiri lebih cepat.
Karenanya sanksi pengurangan poin akan coba diterapkan di LIga 1 musim 2023/2024 demi meminimalisir kejadian tersebut terulang di Liga 1 musim depan,
Sanksi lebih berat diberikan jika terjadi pengaturan skor atau match fixing.
"Saya sudah bicara dengan liga (PT LIB) dan Exco PSSI, saya ingin mengusulkan pengurangan poin ke depan. Jadi kalau ada sebuah kejadian di lapangan."
"Apakah aturan yang ditabrak, jangan main match fixing. Kalau match fixing langsung didegradasi aja. Kalau ada match fixing, ditangkap, itu langsung degradasi. Dan wasit, pemain, hukum seumur hidup," kata Erick Thohir kepada media, Rabu (19/4/2023).
*Artikel ini telah tayang di BolaSport.com