SURYAMALANG.COM , SURABAYA - Bakal Calon Presiden Indonesia Ganjar Pranowo membasuh mukanya dengan air sumur peninggalan kerajaan Majapahit saat berkunjung ke Rumah Lahir Bung Karno di Surabaya, Sabtu (6/5/2023).
Ternyata, hal ini memiliki filosofi menarik.
"Itu air dari mana? Itu air dari sumur Jobong. Sumur Jobong itu sumur tertua di Surabaya. Lokasinya, berada dua gang dari tempat Rumah Lahir Bung Karno," kata sejarawan Surabaya, Kuncarsono Prasetyo yang ikut menyambut kehadiran Ganjar sekaligus menginisiasi seremoni ini.
Baca juga: Ganjar Pranowo Kunjungi Rumah Lahir Bung Karno di Surabaya, Gelorakan Semangat Juang RI 1 Pertama
Memang, Sumur yang berada di Jalan Pandean Gang I lekat dengan kerajaan Majapahit.
Berdasarkan penelitian Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dari Trowulan-Jatim, peneliti sepakat bahwa sumur tua yang ditemukan warga itu mirip dengan jobong atau sumur di era Kerajaan Majapahit.
Hal tersebut didukung dengan fungsi dari sumur jobong.
Selain berfungsi sebagai kebutuhan rumah tangga sehari-hari, juga digunakan untuk ritual keagamaan dan pertanian dalam skala kecil (menyirami tanaman ketika kemarau).
"Berdasarkan identitas DNA tulang belulang yang ada di sekitar sumur, identik dengan DNA tulang manusia 600 tahun yang lalu (masa Majapahit). Sebagai orang Surabaya awal," katanya.
Dengan membasuh muka menggunakan sumur ini, ini akan menjadi simbol kesucian sekaligus menggelorakan kejayaan Majapahit.
"Ini simbol sumur suci kepada Mas Ganjar agar bersih. Kampung Penilih ini juga awal spirit kebangsaan," katanya.
Kuncar mengatakan, Jalan Pendean Gang IV, Kelurahan Peneleh, Surabaya, memang memiliki identitas sejarah yang lekat.
Dari nama misalnya, Peneleh juga memiliki filosofi tersendiri.
"Peneleh itu berasal dari Panilih yang artinya pilihan. Dari sini, memang banyak melahirkan banyak tokoh-tokoh penting," katanya.
Banyak peristiwa sejarah yang berlangsung di kawasan ini.
Selain menjadi lokasi peristiwa kelahiran Bung Karno, juga ada tempat tinggal HOS Cokroaminoto, Masjid peninggalan Sunan Ampel, hingga tempat ditetapkannya lambang Nahdlatul Ulama.