Selain disesuaikan dengan kebutuhan tim, Putu menganggap pemain Liga 2 memiliki mental yang cukup baik dan sesuai dengan karakter yang dibutuhkan oleh Arema FC saat ini.
"Atmosfer Liga 2 berbeda dengan Liga 1. Lebih fighting. Itu bedanya. Kami mendatangkan pemain Liga 2 juga gak asal," ucapnya, Selasa (9/5/2023).
"Saya juga tahu situasi Liga 2 dan Liga 1. Jadi kami sesuaikan dengan kebutuhan dan karakter kita di Arema," imbuh Putu.
Selain itu, Putu juga berkaca terhadap rekrutan Arema FC di musim lalu.
Pada saat itu, Singo Edan banyak memboyong pemain di usia emas tetapi belum mampu membawa Arema tampil lebih baik di Liga 1.
Arema FC justru finish di peringkat 12 Liga 1 musim 2022/2023.
Berbeda jauh dengan musim 2021/2022 saat Arema FC mampu finish di peringkat 4 klasemen Liga 1.
"Kenapa kami tidak datangkan pemain usia emas? Karena tahun kemarin juga tidak mengangkat tim"
"Intinya begini, di sepakbola kita, itu harus kerja di lapangan. Siapa yang mau kerja keras, itu yang punya prestasi," ungkapnya.
Di sisi lain, Putu juga membeberkan, banyak faktor kenapa Arema FC sulit untuk mendatangkan pemain Liga 1.
Mulai dari dari banyak pemain yang tidak dilepas oleh klubnya hingga banyak pemain yang enggan untuk berseragam Singo Edan karena melihat kondisi Arema FC saat ini.
Pertimbangan lain Putu lebih suka dengan pemain yang selalu tampil di pertandingan, ketimbang pemain yang sering duduk di bangku cadangan meski di level Liga 1.
"Ya sebenarnya banyak pemain Liga 1. Tapi kami terkendala juga masih ada kontrak. Ada yang gak mau bergabung karena situasi Arema seperti ini," ujarnya.
"Terus kalau kami ambil pemain Liga 1 kalau gak pernah main susah juga" terang Putu.
"Sebenarnya banyak juga yang mau. Tapi mending kami ambil Liga 2, mereka main, punya mental, punya kualitas dan sesuai kebutuhan kita di Arema," tandasnya.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com
(Rifky Edgar)