SURYAMALANG.COM, - Terungkap kondisi menyedihkan bocah PAUD dianiaya guru sampai patah tulang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Guru tersebut menganiaya bocah berusia 4 tahun ini dengan cara dibanting dilantai hanya gara-gara hal sepele.
Mirisnya pihak sekolah sempat menutupi fakta ini dari orang tua murid sampai kemudian ada saksi yang buka suara.
Saksi menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada orang tua korban.
Orang tua korban langsung marah dan melaporkan masalah ini ke polisi lalu mengunggahnya di media sosial.
Ibu korban, Rizka Annida Yulita membuat beberapa postingan di akun Instagram-nya @rizkaahmadireal.
Rizka menceritakan kondisi anaknya yang mengalami trauma berat setelah jadi korban penganiayaan.
Sambil membagikan isi chat dengan Kasubdit 4 PPA Polda Kalimantan Selatan, Rizka menjawab pesan.
"Gimana kondisi anak Zen?" tanya Kasubdit 4 PPA Polda Kalimantan Selatan.
Baca juga: Pacar Baru Fahmi Bukan Teh Ende, Masih Gadis dan Lebih Cantik, Anggi Anggraeni Sudah Dilupakan
Artikel TribunSumsel 'Nasib Bocah PAUD Dianiaya Guru Hingga Tulang Patah Kini Trauma Berat'.
Menurut Rizka, fisik anaknya sehat, namun psikisnya masih trauma sehingga tidak disekolahkan dulu.
Dari penjelasan Rizka, putranya sangat trauma dengan sekolah.
"Untuk fisik El*** alhamdulillah bu sehat, tapi untuk psikis nya masih trauma bu, jadi tahun ini tidak kami sekolahkan kan TK, karena masih sangat takut dengan sekolah bu," jelas Rizka.
Kendati begitu, Rizka tidak putus asa dan membuat kelas kecil untuk anaknya belajar di rumah.
Meski masih trauma berat mendengar lagu-lagu TK, namun Rizka mengajari anaknya perlahan-lahan.
"Ulun bikin kelas kecil di rumah bu, jadi pelan-pelan kami terapi juga setiap hari sekolah seperti sekolah TK" lanjut Rizka.
"Meskipun masih sangat takut sama lagu-lagu TK, gpp pelan-pelan kami obati traumanya," jelas Rizka.
Lebih lanjut, Rizka menuturkan pihak kepolisian saat ini telah mengusut kasus ini ke tahap penyidikan dan menunggu penetapan tersangka.
'Apresiasi untuk PPA Polda Kalsel setelah visum kejiwaan selesai langsung memberikan surat perkembangan kasus dari penyelidikan menjadi penyidikan dan terdapat tindak pidana hukum di sana pasal 76c jo 80 dan sekarang kita tunggu penetapan tersangka,' tulis Rizka di Instagram-nya.
Diketahui Rizka melaporkan tindakan penganiayaan terhadap EL ke Unit PPA Polda Kalsel pada akhir Mei 2023.
Kronologi Penganiayaan
Kronologi penganiayaan terhadap anak berinisial EL itu diceritakan langsung oleh Rizka sebagai ibu.
Rizka menyebut sekitar tiga bulan sebelumnya EL mengalami sakit pada bagian bahu.
Awalnya EL diduga cedera karena kecelakaan saat bermain di lingkungan PAUD.
Setelah periksa berdasarkan hasil rontgen, tulang selangka patah dan sendi bahu anak EL bergeser.
Rizka lalu mengetahui kalau anaknya menjadi korban penganiayaan, setelah seorang saksi menelepon.
Kala itu saksi membeberkan detik-detik guru PAUD tersebut menganiaya EL.
'Jumat setelah sholat subuh saksi mata menelepon karena merasa tidak tenang hidupnya belom menyampaikan kebenaran kepada orang tua murid, karena 'Anda ibunya berhak tahu kejadian sebenarnya anak anda'," tulis Rizka di Instagram-nya.
Mengetahui hal tersebut Rizka langsung menangis histeris.
'Di hari yang sama setelah mendengar keterangan saksi, dengan kondisi gemetar dan menangis membayangkan balita 4 tahun ini di kala itu' lanjut Rizka.
'Saya pun langsung ke PPA Polda Banjarmasin, UPTD PPA Provinsi dan Dinas Pendidikan Banjarmasin untuk melaporkan kekerasan anak yang terjadi kepada El*** di sekolah,' jelas Rizka.
Berdasarkan keterangan saksi kala itu, EL sedang menunggu jemputan di PAUD-nya.
EL lalu menyenderkan badan ke arah si guru.
Guru tersebut kemudian bertanya siapa yang menyender ke tubuhnya.
Salah seorang murid, menjawab kalau yang menyender di tubuh guru tersebut adalah EL.
Guru itu mendadak menarik tangan kiri EL dengan keras hingga jatuh ke lantai.
'Secara logika dan kenyataan, ini bukan gerakan spontan atau refleks yang seperti dibilang pihak sana (pihak PAUD)'
'Karena oknum guru sempat bertanya jelas 'siapa ini? (yang nyender dibelakang oknum guru)' dijawab saksi 'El***','
'Dan setelah mendengar dan mengetahui El*** yang nyender oknum ini langsung menarik dengan keras tangan kiri El*** sampai El*** terhempas keras di lantai (keterangan 2 saksi kunci ditempat kejadian)' tulis Rizka.
Rizka mengaku sangat kecewa dengan sikap PAUD, karena menutupi tindakan penganiayaan tersebut.
'Dan kecewa besarnya kami, sekolah menutupi kejadian sebenarnya dengan alasan dampaknya ke nama baik sekolah,' tulis Rizka.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com