Saat panggilan telepon masih tersambung, Fauziah juga mendengar suara orang lain yang diduga pelaku.
“Dia bilang, kalau sayang anak, kirim duit Rp 50 juta. Saya bilang, iya saya kirim. Jangan dipukul anak saya,” lanjutnya.
Fauziah juga mengaku pelaku mengatakan akan membunuh dan membuang mayat anaknya ke sungai jika uang tidak dikirim.
Seorang kerabat korban, Said Sulaiman mengungkap Imam dibawa paksa pelaku saat berada di Rempoa, Ciputat Timur, Kota Tangerang, Banten.
Setelah sambungan telepon terakhir, keluarga tidak bisa lagi menghubungi korban dan juga tidak kembali pulang ke rumah.
Merasa khawatir, Said yang sedang berada di Jakarta melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023.
Mengetahui anaknya dalam bahaya, Fauziah lantas berusaha mencari uang untuk tebusan.
Sayangnya, Fauziah sedang mengalami kesulitan ekonomi sehingga susah mendapatkan uang Rp 50 juta dalam waktu sekejap.
Fauziah dan keluarga kemudian terbang ke Jakarta pada Sabtu (19/8/2023) untuk mencari Imam.
Namun pada Rabu (23/8/2023), Fauziah mendapatkan kabar anaknya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Jenazah Imam tergeletak di dalam sebuah kali.
Keesokan harinya, Fauziah melihat jenazah anaknya di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Jenazah Imam diserahkan ke keluarga oleh Kodam Jayakarta untuk diberangkatkan ke Aceh.
Jenazah Imam tiba di rumahnya pada Sabtu (27/8/2023) dan langsung dimakamkan.
Makam korban berjarak 300 meter dari rumahnya di Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com