"Biasanya saya riding dengan teman-teman pada hari Sabtu atau Minggu," ujarnya.
Aan berharap para korban tragedi Kanjuruhan mendapat keadilan. "Saya belum puas atas hukuman kepada para tersangka," imbuhnya.
Sementara itu, Curvasud Arema akan menggelar peringatan 1 tahun tragedi Kanjuruhan di markas Curvasud Arema di Jalan Patimura, Kota Malang pada 30 September dan 1 Oktober 2023. Ketua Panitia, Ari Susanto mengatakan acara akan diawali dengan doa bersama pada 30 September 2023 malam.
"Untuk 1 Oktober pukul 09.00 WIB, kami menggelar khitan massal, hadrah, santunan anak yatim, hiburan musik (band lokal), donor darah, dan pengobatan gratis," kata Ari, Selasa (26/9).
Pria yang akrab disapa Ambon ini menuturkan nantinya peserta khitan massal akan diarak menggunakan Bus Macito.
"Hadrah, pengobatan gratis, dan donor darah digelar pada pukul 08.00 WIB," terangnya.
Disisi lain ada Siti Mardyan (54) yang harus kehilangan anaknya saat Tragedi Kanjuruhan terjadi.
Setiap hari Siti Mardyan (54) ziarah ke makam anaknya, Mitha Maulidia (26) di TPU Kasin, Kota Malang.
Mitha Maulidia merupakan korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam.
Rumah wanita yang akrab disapa Kholifah ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari makam Mitha Maulidia. Biasanya Kholifah ke makam anaknya setelah Salat Duha dan setelah Salat Asar.
Kehidupan keluarga Kholifah berbeda setelah Mitha Maulidia meninggal dalam tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut. Jika terbayang sosok Mitha, Kholifah segera ke makam, dan menangis di pusara anaknya.
"Setiap hari saya ke makam Mitha. Bhkan sehari bisa sampai tiga kali," kata Kholifah kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (29/9).
Air mata Kholifah tidak terbendung saat menyiram nisan anaknya.
"Ibuk kangen, nduk. Mugo-mugo keadilan iso dibuktekno gae samean (ibu kangen Mitha. Semoga keadilan bisa dibuktikan untuk kamu)," ujar Kholifah saat menyiram batu nisan anaknya.
Semasa hidupnya, Mitha seperti teman curhat bagi Kholifah.