Secara khusus Risma juga mengapresiasi para dokter mata, karena mereka tidak dibayar namun bekerja secara luar biasa.
Upaya pencegahan kebutaan ini juga menyasar kalangan anak-anak yang ternyata juga banyak yang mengalami katarak sejak dini.
Risma mencontohkan, dua anak di Kediri sudah diselamatkan dari kebutaan, demikian juga anak di NTB.
“Ternyata ada katarak karena faktor keturunan. Namun ada ada satu di NTB yang terlambat, kita bawa ke Jakarta tapi sudah tidak bisa,” ucap Risma.
Operasi katarak sebenarnya termasuk operasi kecil dan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Namun masyarakat sering kali takut setelah mendengar kata operasi, karena terbayang biaya yang mahal.
Karena itu kerap diadakan operasi massal dengan menggandeng donatur, untuk menjangkau masyarakat agar tidak merasa terbebani.
Di luar Pulau Jawa, operasi katarak ini kerap menjadi masalah karena jaraknya yang jauh.
Kemensos kerap menjemput pasien dan diinapkan di balai selama seminggu, sampai selesai di operasi.
“Kalau di luar Jawa sering kali jaraknya memang sangat jauh. Karenanya masyarakat kami minta menghubungi Dinsos atau balai kami agar dijembatani,” pungkas Risma.