SURYAMALANG.COM - Terungkap kondisi siswi SMA melahirkan di kelas usai di bawa ke rumah sakit di Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis (30/11/2023).
Kejadian siswi SMA melahirkan di kelas saat ujian itu membuat geger Kabupaten Sampang hingga viral di media sosial.
Sosok siswi SMA melahirkan di kelas itu sempat alami kritis hingga mengharuskan untuk dibawa ke rumah sakit.
Siswi kelas X ini sempat kritis saat dilarikan ambulans ke Puskesmas Komuning, seusai melahirkan.
Saat berada di Puskesmas dan mendapatkan perawatan, kondisi bayi sehat, sehingga di bawa langsung oleh pihak keluarga siswi.
Namun, kondisi sang siswi justru kritis karena ari-ari bayi tidak keluar.
Wakasek Humas SMA Negeri tersebut, Hamid memastikan siswinya akhirnya dilarikan ke RSUD Sampang untuk penanganan lebih lanjut.
"Bayinya perempuan, namun untuk siswinya dirujuk ke RSUD dr Mohammad Zyn, Sampang, karena kondisinya mengkhawatirkan, keluarganya juga sudah tanda tangan," kata Hamid.
Hal serupa diungkapkan Nurchalid yang mengaku kondisi siswinya ini memprihatinkan.
Baca juga: Viral Tangan Balita Nyangkut di Kloset Selama 2 Jam, Gegara Mau Ambil Kerupuk yang Jatuh ke WC
Baca juga: Fakta-fakta Siswi SMA Melahirkan di Kelas: Gendong Bayi Berdarah, Keluarga Syok, Polisi Turun Tangan
"Kami mendampingi siswi yang bersangkutan. Kondisi terakhir pukul 22.00 WIB, alhamdulillah siswi membaik,"katanya saat dikonfirmasi Kamis (30/11/2023).
Menurut Wakasek Kesiswaan Muhammad Nurchalid , siswi kelas X itu baru masuk atau mulai bersekolah di SMA setempat pada Juli 2023, sehingga baru menjalani sekolah sekitar 5 bulan.
Sedangkan usia kehamilan hingga melahirkan di ruang kelas terbilang normal yakni, selama sembilan bulan.
"Jadi yang bersangkutan mulai hamil saat masih duduk di bangku SMP dan melahirkan di SMA," ujarnya kepada TribunMadura.com, Jumat (1/12/2023).
Pada Jumat (1/12/2023), sejumlah penyidik dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Sat Reskrim Polres Sampang mengunjungi siswi di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang.
Kedatangannya bukan hanya sekedar menjenguk, namun menjalankan pemeriksaan terhadap siswi dan keluarga sebagai tahap awal penyelidikan.
Salah satu penyidik UPPA Sat Reskrim Polres Sampang, Aipda R. Sukardono Kusuma, mengatakan, bahwa memang peristiwa ini masih belum ada laporan resmi dari keluarga siswa ataupun pihak sekolah.
Meski begitu, peristiwa yang tengah geger di tengah dunia pendidikan di Sampang itu menyangkut kemanusiaan yang perlu ditangani.
"Jadi kami tindaklanjuti, sebenarnya mulai semalam, kami sudah melakukan penyelidikan,"
Jalannya penyelidikan di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang, kata Aipda R. Sukardono juga dihadiri kepala sekolah dan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Sampang.
Namun, proses meminta keterangan terhadap siswi yang bersangkutan sementara ini masih belum bisa dilakukan, mengingat kondisinya masih sakit.
"Begitupun keluarga tidak bisa memberikan keterangan banyak karena memang masih syok, jadi kami mintai keterangan di lain waktu saat kondisi sudah memungkinkan," tuturnya.
Di samping itu, pihaknya telah melakukan olah TKP, bahkan telah memeriksa saksi lain, terutama dari pihak sekolah.
"Kami jemput bola, meski tidak ada laporan. Untuk langkah selanjutnya kami menunggu kondisi korban (siswi) sehat," pungkasnya.
Gelagat sebelum melahirkan
Sebelumnya, terungkap gelagat siswi SMAN di Sampang sebelum melahirkan bayi di kelas saat Penilaian Akhir Semester (PAS) pada Kamis (30/12/2023).
Ternyata, siswi kelas X itu bersikap laiknya siswi lain tanpa menunjukkan sedang hamil tua.
Hal ini lah yang membuat para guru tidak menyangka, siswi yang baru masuk ke SMAN di Sampang sejak Juli 2023 itu tengah berbadan dua.
Menurut Wakasek Kesiswaan Muhammad Nurchalid, selama bersekolah di SMAN Sampang, siswi tersebut cukup aktif selalu mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Bahkan, berdasarkan informasi dari guru penjaskes, siswi itu selalu mengikuti jam pelajaran olahraga tanpa mengalami kendala kehamilan.
"Memang semua guru tidak ada yang curiga kalau dia hamil. Ciri-ciri fisiknya tidak diketahui karena siswi ini gemuk," terangnya.
"Orang tua pun selama anaknya hamil tidak mengetahui, apalagi kami yang memantau sejumlah murid di sekolah," tambahnya.
Muhammad Nurchalid yang ikut mengawasi saat ujian di kelas pun tidak melihat gelagat aneh dari siswa mulai dari masuk ruang kelas hingga menjelang ujian.
"Saya mengawasi di jam ke 2, saat masuk ke ruangan suasana dan kondisi biasa saja tak ada tanda-tanda," kata Muhammad Nurchalid, Jumat (1/12/2023).
Saat token ujian mulai dibagikan kepada para siswa, suasanannya juga biasa saja.
Beberapa menit kemudian, saat para siswa mulai mengerjakan ujian, tiba-tiba suasana ramai.
Saat itu dia hanya meminta siswa untuk fokus mengerjakan ujiannya.
Akan tetapi terdengar suara tangisan bayi, sehingga ia mengecek dan ternyata siswi tersebut sudah melahirkan dan siswa lainnya berhamburan keluar ruangan.
"Kondisi yang bersangkutan saat itu duduk dan menggendong bayinya," terangnya.
Setelah mengetahui hal tersebut, Nurchalid mencoba memanggil guru perempuan agar segera dilakukan pertolongan. Sebab dirinya merasa tidak tega, apalagi melihat darah bercucuran di lantai.
"Kebetulan salah satu guru mengenal baik petugas di Puskesmas Komuning. Jadi seketika dibawa ke Puskesmas dengan menggunakan mobil ambulan," tuturnya.
Sementara itu, Wakasek Humas SMA Negeri tersebut, Hamid mengakui hal serupa.
"Jadi guru penjaga ujian menegur para siswa untuk tetap tenang," ujarnya.
Akan tetapi, suara tangisan tak berhenti, sehingga diperiksa. Ternyata siswa tersebut bersimbah darah dan melahirkan sesosok bayi.
"Saya masih gemeteran mas, jadi tidak bisa bercerita banyak," tandasnya.
Lalu, bagaimana kondisi sekolah?
Ternyata setelah kejadian menghebohkan itu, SMA di Kabupaten Sampang Madura itu tetap menjalankan Penilaian Akhir Semester (PAS).
Hal itu dipastikan oleh Kepala Sekolah setempat, Sukardi.
Menurutnya, kondisi sekolah ricuh dan tak kondusif hanya saat detik-detik siswi melahirkan, pada (30/11/2023) sore.
"Itupun yang ramai hanya siswa di satu kelas itu saja," ujarnya, Jumat (1/12/2023).
Sedangkan untuk kondisi saat ini, ujian tetap berjalan sebagai mana mestinya.
Hanya saja ruangan yang menjadi lokasi siswi melahirkan tidak digunakan.
Alasannya, upaya pemberishan bercak darah di lantai yang dilakukan sementara ini masih belum optimal.
Sehingga pihak sekolah memilih menggunakan ruangan kelas lain agar jalannya ujian kondusif.
"Ujian saat ini merupakan penilaian akhir semester untuk menentukan nilai siswa baik atau tidak atau bisa menentukan kenaikan kelas nanti, jadi ujian tetap berjalan," terangnya.
Diakui Sukardi, peristiwa tersebut menjadi bahan evaluasi, sehingga ke depan pihak sekolah akan bekerja sama dengan tim medis di Sampang.
"Untuk kerjasamanya berupa pengecekan kondisi siswa, misalkan setiap 3 bulan sekali, mengantisipasi terjadinya peristiwa serupa," pungkasnya.