Berita MotoGP

Gosip MotoGP, Yamaha Ngebut Mesin Baru Demi Gaet Tim Valentino Rossi dan Pertahankan Quartararo

Penulis: Dyan Rekohadi
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Motor Yamaha yang dtunggangi pembalap baru Yamaha, Alex Rins di tes Valencia usai seri penutup MotoGP 2023.

SURYAMALANG.COM - Yamaha yang merasa tertinggal dari Ducati baru memulai langkah perubahan jelang MotoGP 2024 ini dengan menjanjikan pengembangan mesin baru.

Pengembangan mesin menjadi tuntutan utama yang harus dikerjakan secara frontal karena ketertinggalan selama ini.

Apalagi Yamaha juga sudah mulai mendapat peringatan dari pembalap utama mereka, Fabio Quartararo yang siap hengkang jika proyek pengembangan Yamaha belum terasa di MotoGP 2024 nanti.

Seiring dengan pengembangan motor, Yamaha juga tengah menjalankan misi untuk kembali menggandeng Valentino Rossi, dalam hal ini melalui timnya, VR46 Racing Team yang akan dijadikan tim satelit Yamaha.

Yamaha telah santer dikabarkan akan menggandeng mantan pembalap mereka Valentino Rossi untuk bermitra dengan membuat tim satelit.

The Doctor sendiri saat ini sudah memiliki tim yang berlaga di kelas utama dengan memakai bendera VR46 Racing Team.

Dengan Luca Marini dan Marco Bezzecchi pada musim 2023, mereka tampil cukup kompetitif bersama Ducati selaku partner penyedia motor.

Meski berlabel sebagai tim baru, VR46 Racing Team memiliki prospek bagus dengan daya dukung yang mereka dapatkan.

Pada musim depan, mereka akan bermitra dengan perusahaan asal Indonesia, Pertamina Enduro sebagai tittle sponsor.

Sementara itu, kerja sama mereka dengan Ducati sebagai mitra penyedia motor akan berakhir pada musim 2024 mendatang.

Berangkat dari hal tersebut, Yamaha mulai mendekati Valentino Rossi untuk memiliki satu slot tim satelit di MotoGP untuk musim 2025.

Rumor itu semakin kencang di mana kesepatakan antara pabrikan Iwata, Jepang dan pemilik sembilan gelar juara dunia tersebut telah terjadi.

Di sela-sela gelaran GP Qatar yang berlangsung pada pertengahan November kemarin, deal antara Rossi dan Yamaha sudah tercipta.

Rumor ini semakin panas dengan hadirnya cuitan dari akun Twitter (X) BoxOfficialVR46.

Cuitan yang berisi caption singkat 2025 itu dilengkapi dengan gambar livery motor Yamaha yang dipakai Rossi pada musim 2004 lalu.

Hasrat untuk memiliki sebuah tim satelit pada 2025 mendatang diungkapkan oleh Lin Jarvis selaku managing director Yamaha.

"Kami akan memilikinya," kata Lin Jarvis, dilansir BolaSport.com dari laman Motosan.

"Ketika Anda mencapai titik terendah, hanya ada satu pilihan, melihat ke depan dan mengubah banyak hal."

"Kami sedang mengupayakannya di balik layar, kami menginvestasikan banyak uang di tempat yang dibutuhkan dan mengubah cara bekerja," imbuhnya.

Lebih lanjut, pria asal Inggris itu tak menampik masih banyak hal dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum memiliki tim satelit.

Dia juga menyesali satu hal yang membuat Yamaha tidak bisa bersaing menghadapi keganasan Ducati dalam beberapa musim terakhir.

Jarvis merasa timnya perlu mengembangkan mesin motor mereka menjadi lebih mumpuni lagi karena aspek ini menjadi titik lemah mereka.

"Kerugian terbesar kami adalah kami tidak mengembangkan mesin kami dalam beberapa tahun terakhir," ucap Jarvis.

"Ducati super agresif dalam pengembangan mesin dan kami pabrikan Jepang hanya membuat sedikit kemajuan, sama seperti Honda."

"Kami bekerja secara konservatif dan hari ini tidaklah cukup, saya yakin awal musim depan kami memiliki mesin yang jauh lebih baik."

"Saya masih belum bisa mengatakan apakah itu akan cukup baik," tuturnya menambahkan.

 

Keluhan dan Ancaman Fabio Quartararo

Pembalap utama Yamaha, Fabio Quartararo sudah berulangkali mengeluhkan sengsaranya balapan di musim 2023.

Sebagai juara dunia MotoGP 2021, Quartararo jadi tak berdaya musim ini karena motor yang tak kompetitif.

Masih beruntung pembalap asal Prancis itu masih bisa merasakan podium di tahun 2023.

Quartararo menilai kecepatan tertinggi (top speed) masih jadi masalah klasik buat Yamaha.

Power yang kurang berimbas pada evolusi sasis. Sebab pada bagian ini, Yamaha seolah belum bisa menyeimbangkannya.

"Top speed penting karena jika Anda tidak memiliki power, maka Anda tidak dapat menggunakan Aero yang lebih besar," jelas Quartararo.

"Ini adalah seusatu yang sangat penting, jadi ini adalah yang harus kita dapatkan kembali. Dulu di versi 2019 M1 sangat gila dan banyak membantu saya," tukasnya.

Kesulitan bersaing di tengah gempuran Ducati yang meroket, sangat memungkinkan Quartararo hengkang apalagi kontraknya akan habis pada 2024.

Jika Yamaha sampai kehilangan Quartararo, tentu itu adalah kerugian yang besar.

"Tentu saja, sebagai seorang pebalap, saya ingin kembali bersama Yamaha, untuk kembali meraih kemenangan. Kita telah berada di puncak, di titik terendah, dan saya ingin kembali ke puncak," kata Quartararo.

"Namun masalahnya adalah kita mempunyai waktu yang sangat, sangat singkat untuk melakukannya, terutama bagi saya sendiri untuk yakin bahwa ini adalah proyek yang unggul."

"Tentu, jika saya merasa tidak memiliki proyek unggulan dan harus pergi, tentu saja saya harus mengambil langkah itu. Tapi saya melihat Yamaha berusaha keras dan saya ingin sekali kembali ke puncak klasemen bersama mereka," ujar Quartararo

Berita Terkini