Tersangka mengaku kepada polisi, merasa jengkel dengan korban karena menolak hendak diobati bekas cakaran di tubuh.
Kemudian, faktor pendorong dari pelaku karena ada salah satu keluarganya yang mengalami sakit.
"Pelaku statusnya cerai hidup, dan memiliki anak 2,5 tahun. Tetapi, apapun alasannya tidak dibenarkan perbuatan pelaku, yang melakukan kekerasan terhadap anak," kata Danang, Minggu (31/3/2024).
Pihak kepolisian pun juga menyiapkan tim trauma healing untuk mendampingi korban yang saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Pelaku diketahui melakukan pemukulan, menjewer dan bahkan menindih korban.
Peristiwa ini terjadi pada Kamis (28/3/2024) pukul 04.18 WIB.
Ayah korban, Reinokky mengatakan baru mengetahui kejadian tersebut, Jumat (29/3/2024) pagi.
Pelaku mengabarinya melalui pesan WhatsApp dengan dalih anaknya mengalami lebam karena jatuh dari kamar mandi.
"Jadi kemarin pagi saya sebenarnya dari Jakarta, sama istri saya, terus jam 7-8 pagi dikabari sama susternya di WA, kakak (korban) benjol jatuh di kamar mandi," ungkap Reinokky, Sabtu (30/3/2024).
Akan tetapi alasan dari pelaku membuat Reinokky sebagai ayah tidak percaya.
Kemudian, Reinokky mengecek rekaman CCTV yang ada di rumahnya.
Dari rekaman CCTV tersebut diketahui adanya perlakuan penganiayaan dari pelaku.
Menurut Reinokky, alasan pelaku tega melakukan penganiayaan juga tidak jelas.
Pelaku juga sudah hampir satu tahun bekerja bersamanya.
"Dari 11 bulan ini tidak ada tanda-tanda dia kasar, tanda-tanda dia ada ciri-ciri orang jahat itu tidak ada, mukanya polos," terang Reinokky.
Baca juga: Kisah Penjual Nasi Goreng Dagangannya Diborong Teman SMP Biar Ikut Bukber Viral, Jadi Tambah Laris