"Kalau Stadion Gajayana masih belum ada kelanjutannya."
"Opsi selanjutnya ya berkandang di Blitar," ucap General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi kepada SURYAMALANG.COM.
Biaya yang cukup besar menjadi alasan Arema FC untuk tidak lagi berkandang di Bali.
Selain itu, dengan memilih berkandang di Jawa Timur, diharapkan oleh Arema FC dapat lebih mudah dijangkau oleh Aremania ketika ingin mendukung langsung ke stadion.
Sejak bermarkas di Bali, tidak banyak Aremania yang mendukung langsung ke stadion.
Arema FC tercatat menjadi tim kedua di Liga 1 2023/2024 dengan rata-rata jumlah penonton yang paling sedikit.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, Arema FC hanya mencatatkan 139 penonton per pertandingan.
Sedikit lebih baik dari Rans Nusantara FC yang hanya 115 penonton per pertandingan.
Sementara rekor dengan jumlah penonton terbanyak di musim ini dipegang oleh Persija Jakarta dengan 17.359 penonton per pertandingan.
"Ya harapan kami dengan kembali lagi ke Jatim, agar lebih mudah dijangkau oleh Aremania."
"Pemain juga menjadi lebih dekat dengan keluarga," ujarnya.
Manajemen Arema FC juga mulai membuka pintu komunikasi dengan Pemerintah Kota Blitar.
Namun harapan untuk kembali ke Stadion Kanjuruhan masih menjadi keinginan dari Arema FC untuk mengarungi kompetisi pada musim depan.
Pasca Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 kemarin, Arema FC menjadi tim musafir.
Dalam dua musim ini Arema FC tidak berkandang di Malang.